London (ANTARA News) - Pertunjukan perdana Teater Tari "Terima Kos" yang dibawakan sepuluh penari arahan koreografer muda Indonesia, Jecko Siompo, berhasil membius 550 penonton di panggung utama Theater Spektakel, Seebuhne Zurich, Kamis malam.
Tepuk tangan panjang dan meriah dari penonton, yang sebagian besar merupakan warga Swiss, menutup pertunjukan perdana "Terima Kos", demikian keterangan pers dari Pensosbud KBRI Bern yang diterima Antara London, Jumat.
Cerita "Terima Kos" mengajak penonton ke dalam perjalanan komik menuju rimba kota besar, yang dilihat dari kacamata kaum muda, dan ditampilkan melalui teater tari yang energik, diiringi perpaduan antara aliran musik Folklore dan Popkultur.
Selama satu jam, sepuluh penari asal Institut Kesenian Jakarta (IKJ) mementaskan berbagai macam tari dan gerak, seperti tari tradisonal asal Papua Barat, gerakan Hip-Hop, Kung-Fu, street dance dan balet, dipandu alunan musik Yamko Rambe Yamko dan bunyi-bunyian alam, komputer, serta suara kebisingan kota.
Penyelenggara Festival Zurcher Theater Spektakel, Sandro Lunin, menyatakan, tiket pertunjukan teater "Terima Kos" asal Indonesia tersebut sudah habis terjual jauh hari sebelum pementasan digelar.
Dikatakannya tema yang diangkat koreografer asal Papua, Jecko Siompo, mengenai kehidupan remaja perkotaan mampu membangkitkan minat penonton.
"Terima Kos" digelar selama tiga hari berturut-turut di panggung utama Seebuhne, mulai Kamis hingga Sabtu mendatang.
Teater tari "Terima Kos" bersaing di urutan pertama dengan teater asal Jepang, Swiss/Belanda, Brasil dan Thailand dalam memperebutkan hadiah uang tunai senilai 30.000 Swiss frank (Rp 258.000.000) dari Zurcher Kantonal Bank (ZKB) untuk karya seni terbaik di pentas Theater Spektakel tahun 2010. (ZG/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010