Beberapa buruh yang ditemui ANTARA di Ambon, Jumat, mengatakan upah kerja mereka sebagai tukang sapu dan pengangkut sampah hanya sebesar Rp15.000 per hari.
"Upah yang kami terima terlalu kecil dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi biaya sekolah dan kebutuhan anak semakin mahal akhir-akhir ini," kata salah seorang buruh pengangkut sampah, F. Apalim.
Apalim, yang tinggal di RT 003/04 Kelurahan Batu Gajah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon itu, mengaku kendati upah yang diterima kecil tetapi itu tidak mengurangi semangatnya untuk tetap menjalankan tugas membersihkan wajah Kota Ambon dari sampah.
Dia mengaku ia memulai tugasnya memungut sampah setiap hari mulai pukul 06.00 WIT dan wilayah kerjanya meliputi Kecamatan Sirimau. Semua ruas jalan yang berada di kecamatan itu harus dibersihkan dari sampah dan berakhir di kawasan Karang Panjang.
Sementara itu seorang lagi buruh sapu jalan, Yohana Oktolseya (61) --yang tinggal di Batu Gajah Kota Ambon, mengaku upah yang diterima tidak cukup, tetapi bisa membantu dirinya bertahan hidup.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia mengaku melakukan pekerjaan sampingan lain selain tugas utama menyapu jalan.
"Upah hasil kerja menyapu jalan setiap hari relatif kecil dan tidak sesuai dengan upah minimun daerah, tetapi Beta (saya) bersyukur karena bisa membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujarnya
Oktoseja mengaku upah kerjanya dibayar dua kali setiap bulan, yakni setiap tanggal 15 dan 30 setiap bulan berjalan.
Keduanya berharap nasib mereka lebih diperhatikan, agar bisa memacu semangat bekerja mereka menjalankan tugas demi terwujudnya Ambon yang MANISE (Manis, Aman, Indah, Sejuk dan Elok).
Kepala Dinas kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, John Leatomu, yang dikonfirmasi secara terpisah mengakui saat ini jumlah buruh sapu dan pengangkut sampah yang bertugas berjumlah 150 orang.
"Waktu kerja mereka terbagi 2 bagian yakni pagi dimulai pada pukul 03.00-07.00 WIT dan sore hari pada pukul 15.00-17.00 WIT," kata Leatomu.
Ia mengakui upah buruh penyapu dan pengangkut sampah di Ambon belum mengalami kenaikan, dikarenakan kondisi keuangan Pemkot Ambon saat ini mengalami devisit anggaran.
"Kami akan berupaya menaikkan upah mereka sesuai standard upah minimum daerah, mengingat pekerjaan ini sangat mulia karena menyangkut kebersihan dan kenyamanan ibu kota provinsi Maluku," ujar Jhon Leatomu. (ANT183/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010