Jakarta (ANTARA News) - TVRI akan melakukan perombakan dalam bidang teknologi melalui penggunaan pemancar digital.
Dalam jumpa pers di TVRI, Jumat, Direktur Teknik TVRI, Satya Sudhana, menyatakan "TVRI akan merombak pemancar televisi analog ke digital. Hal ini untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak, serta memperbaiki kualitas siaran TVRI."
TVRI memiliki pemancar sebanyak 376 buah di seluruh Indonesia, terbanyak dibandingkan stasiun televisi lainnya. Sehingga ,TVRI dapat menjangkau wilayah Indonesia hingga ke pelosok daerah.
Pada kondisi terbaik, TVRI mampu menjangkau 80% populasi mencakup 42% wilayah di Indonesia. Namun karena masalah teknis dan penyusutan peralatan, tahun 2009, TVRI hanya mampu menjangkau 58% populasi mencakup 31% wilayah di Indonesia.
Satya mengakui kondisi beberapa pemancar di Indonesia dalam keadaan yang memprihatinkan, contohnya untuk wilayah Jabodetabek yang selama ini berasal dari pemancar di Bogor.
Pada tahun 2008, TVRI sempat meminjam pemancar dari ANTV yang sudah tidak terpakai, menggantikan sementara pemancar di Bogor. Namun karena kondisinya yang juga kurang bagus, pemancar ANTV tersebut hanya bertahan selama dua tahun, pada awal 2010 pemancar di Bogor kembali diaktifkan.
Kelebihan menggunakan pemancar yang berteknologi digital, yaitu menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik, dan suara yang lebih bersih. Selain itu, dalam satu frekuensi dapat menyiarkan hingga 6 program, pada pemancar analog hanya dapat menyiarkan satu program.
Pada tahun 2009, TVRI telah membeli tiga pemancar digital, tahun 2010 menambah sebanyak dua pemancar. TVRI menargetkan pada tahun 2011, TVRI telah memiliki 10 pemancar.
Pemancar yang memenuhi standart dari TVRI adalah mampu menjalankan analog dan digital. Satya berharap, pemancar tersebut dapat menjalankan kedua sistem secara bergantian, digital pada waktu siang, dan analog pada waktu malam.
Satya mengatakan, "Anggaran yang dibutuhkan untuk satu stasiun pemancar sekitar Rp10 milliar, untuk penyediaan sarana dan prasarana, serta pengembangan SDM untuk pelaksananya, dana tersebut berasal dari dana APBN." (WYS/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010