Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta dalam sesi perdangan Jumat siang turun 12 poin menjadi Rp8.965-Rp8.975 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.953-Rp8.963, karena pelaku makin aktif melepas rupiah.
Penurunan rupiah pada Jumat siang cenderung lebih tinggi ketimbang pagi, karena aksi lepas rupiah oleh pelaku pasar makin kuat, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Jumat.
Menurut Kostaman Thayib, melemahnya rupiah merupakan hal yang wajar, setelah tiga hari berturut-turut mengalami kenaikan.
Pelemahan rupiah saat ini dinilai baik agar kenaikannya tidak terlalu cepat, ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, Bank Indonesia (BI) juga tetap berada di pasar, namun untuk menjaga likuiditasnya tetap terjaga, maka koreksi terhadap rupiah cukup baik.
"Kami optimis rupiah akan tetap berada dibawah angka Rp9.000 per dolar, karena faktor positif akan masih mendukungnya, " ucapnya.
Pemerintah sebelumnya mengharapkan posisi rupiah akan berada diatas Rp9.000 per dolar dalam upaya memperbaiki produk ekspor di luar negeri
Masuknya arus modal asing hingga mencapai Rp2 triliun mendorong sentimen pasar positif, sehingga rupiah mencapai Rp8.966 per dolar, katanya.
Menurut dia, pemerintah berusaha mendorong pendapatan dari ekspor tetap membaik dengan posisi rupiah di atas Rp9.000 per dolar, karena pada level tersebut daya saing produk makin kuat.
Namun BI sampai saat ini belum bereaksi karena melihat potensi pasar yang makin baik terhadap pergerakan rupiah lebih lanjut, ucapnya.
Rupiah, lanjut dia, saat ini cukup nyaman berada di level Rp8.966-Rp9.000 per dolar yang sudah berlangsung dalam beberapa bulan.
"Kami memperkirakan rupiah masih dapat bergerak dalam kisaran yang sempit," ucapnya.
(T.H-CS/A011/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010