Surat kabar itu mengatakan para kontraktor tersebut akan dikerahkan untuk menjaga lima kompleks yang telah diperkuat pertahanannya, yang akan ditinggalkan saat pasukan tempur AS keluar dari Irak dan misi AS dialihkan dari misi pimpinan militer ke operasi yang dipimpin sipil.
Dengan mengutip beberapa pejabat pemerintah yang tak disebutkan namanya, Times mengatakan kontraktor keamanan swasta akan mengoperasikan radar untuk memperingatkan serangan musuh, mencari bom-bom di tepi jalan, dan menerbangkan pesawat mata-mata.
Mereka juga dapat menjadi staf "pasukan reaksi cepat" yang dikirim untuk menolong warga sipil yang dalam kesulitan.
Penambahan besar-besaran kontraktor keamanan itu merupakan indikasi peran besar biasa yang akan diambil oleh staf diplomatik AS setelah pasukan tempur meninggalkan Irak.
Brigade tempur AS terakhir telah meninggalkan Irak, Kamis dini hari, meninggalkan sekitar 56.000 tentara AS yang akan dikurangi secara berangsur-angsur pada tahun mendatang.
Times menjelaskan lebih dari 1.200 tugas khusus yang sekarang ini ditangani oleh tentara AS telah dikenali untuk diserahkan pada pihak sipil AS atau Irak atau akan dihapuskan setahap demi setahap.
Deplu sementara itu, akan berusaha untuk memperlengkapi pegawainya pada tahap berikutnya dari misi mereka, merencanakan untuk membeli 60 kendaraan anti-ranjau dari Pentagon dan untuk menambah inventaris mobil lapis bajanya menjadi 1.320.
Departemen itu juga merencanakan untuk menambahkan tiga pesawat ke satu-satunya pesawat yang mereka miliki sekarang, dan meningkatkan armada helikopternya -- untuk dipiloti oleh kontraktor -- menjadi 29 dari 17 helikopter.
Kepercayaan yang meningkat pada kontraktor keamanan itu dapat menimbulkan konflik dengan pemerintah Irak, yang sensitif dengan penggunaan personil keamanan asing karena yang diduga keterlibatan mereka dalam sejumlah insiden yang melibatkan kematian warga sipil.
Tapi pasukan yang dipekerjakan oleh Deplu itu tidak akan memiliki kekebalan dari pengusutan Irak. Mereka akan diminta untuk mendaftar ke negara itu, dan akan diikuti oleh pejabat keamanan regional deplu karena kesalahan tambahan, demikian seperti dilaporkan AFP.
(S008/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010