Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Pertahanan Indonesia Juwono Sudarsono mengatakan, persoalan utama terjadinya insiden di laut antara Indonesia dan Malaysia adalah belum adanya batas wilayah yang jelas kedua negara.
"Memang, pokok persoalan sering terjadinya kesalahpahaman antara kedua negara adalah soal perbatasan laut saja," kata Juwono, Jakarta, Jumat.
Selain batas wilayah yang belum jelas, ia mengatakan, polisi air Malaysia over acting dan nakal saat melakukan patroli di wilayah perbatasan.
"Di lapangan itu, petugas dan polisi air Malaysia nakal dan over acting, selalu menunjukkan kekuatan mereka sebab mereka tahu kekuatan kita," kata Juwono.
Selama tahun 2009, telah terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh Malaysia sebanyak 14 kali. Tahun 2010 ini, kejadian serupa terjadi sebanyak 10 kali.
Sewaktu menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Juwono sudah mengingatkan mantan Perdana Menteri Malaysia, M Najib. Juwono mengatakan agar Malaysia tidak melakukan provokasi terhadap petugas Indonesia yang sedang melakukan patroli.
"Saya sudah bilang kepada Najib, untuk tidak melakukan provokasi baik di Selat Malaka atau di Ambalat. Saya minta kepada Najib untuk mengendalikan anak buah mereka di lapangan," kata Juwono.
Lebih tegas Juwono mengatakan kepada Najib, bila tidak bisa mengendalikan anak buah di lapangan, maka bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh kedua negara dan juga negara-negara Asean lainnya.
"Saya tekankan kepada M Najib, bila tidak bisa juga mengendalikan anak buah di lapangan, bisa terjadi perang terbuka. Anak buah saya bisa nekat juga. Dan anda (Najib) yang menjadi korban pertama," kata Juwono.
Menanggapi ancaman Juwono tersebut, Najib meminta maaf dan akan memberitahu serta akan mengendalikan anak buah mereka di lapangan.
"Waktu itu Najib meminta maaf dan menyesalkan adanya perselisihan yang terjadi," kata Juwono.
Namun, kejadian yang tidak diinginkan kembali terjadi. Juwono lalu meminta Malaysia untuk menyelidiki apa penyebab. "Ternyata, perintah dari Kuala Lumpur tidak sampai ke petugas lapangan," ujar mantan Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010