Jakarta (ANTARA) - FIFA akan melakukan studi kelaikan wacana penyelenggaraan Piala Dunia dan Piala Dunia Putri tiap dua tahunan.
Wacana itu diajukan oleh perwakilan federasi sepak bola Arab Saudi, SAFF, dalam kongres tahunan FIFA yang dilangsungkan Jumat malam tadi.
"Kami percaya masa depan sepak bola menghadapi persimpangan penting. Ada banyak isu yang dihadapi sepak bola yang semakin parah karena pandemi ini," kata Presiden SAFF Yasser Al-Misehal dilansir Reuters, Sabtu WIB.
"Ini saatnya meninjau bagaimana olahraga global ini terstruktur dan mempertimbangkan apa yang terbaik bagi masa depan olahraga kita ini. Termasuk dengan mempertimbangkan apakah format kompetisi empat tahunan saat ini bisa optimal dari segi kompetisi maupun aspek komersial," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Wenger sarankan agar Piala Dunia dan EURO digelar dua tahun sekali
Proposal studi kelaikan yang diajukan SAFF mendapat dukungan dari 166 federasi anggota FIFA, sedangkan 22 lainnya menolak.
Presiden FIFA Gianni Infantino menyebut proposal itu "fasih dan terperinci" dan menyatakan studi kelaikan akan meliputi apakah turnamen dua tahunan bisa masuk dalam kalender pertandingan internasional secara menyeluruh.
"Tidak penting apa sikap saya sekarang, yang penting adalah apa hasil studi ini nantinya," kata Infantino.
"Kita harus bisa meninjau studi ini dengan pikiran terbuka... kami tahu nilai Piala Dunia, percayalah, sebagaimana kami juga tahu apa dampak yang bisa ditimbulkan Piala Dunia," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Piala Dunia Putri 2023 di Australia, Selandia Baru dimulai 20 Juli
Baca juga: FIFA bahas masalah hak asasi manusia jelang Piala Dunia Qatar
Kendati demikian, Infantino mempertanyakan apakah sistem yang berlaku saat ini terkait fase kualifikasi yang berlangsung setahun sebelum turnamen kontinental maupun Piala Dunia masih format terbaik.
"Apakah ini cara terbaik bagi sepak bola, karena kami mendengar banyak fan mengatakan mereka ingin melihat lebih banyak pertandingan yang menentukan, kurangi yang tidak bermakna, poin-poin ini harus dipertimbangkan," katanya.
"Kami akan membicarakannya, menganalisisnya, tetapi dalam semua diskusi akan tetap memprioritaskan aspek persaingan olahraga ketimbang komersial," tutupnya.
Wacana Piala Dunia dua tahunan sama kontroversialnya di mata publik dengan inisiatif Liga Super Eropa serta format baru Liga Champions mulai 2024/25 karena sarat dengan muatan kepentingan komersial.
Baca juga: Presiden FIFA peringatkan klub Liga Super Eropa
Baca juga: FIFA tak hukum Jerman karena protes HAM terhadap Qatar
Baca juga: Platini hadapi sidang kasus FIFA pekan depan
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021