Jakarta (ANTARA News) - Hitachi Data Systems (HDS) Indonesia mengadopsi teknologi disk Serial Attached SCSI (SAS) sebagai media penyimpanan andalan di segmen enterprise, melampaui pemakaian teknologi disk berbasis Fibre Channel (FC).

SAS memiliki rasio harga-kinerja yang mengungguli FC. Rasio harga-kinerja menjadi tolo ukur utama pemilihan storage kelas enterprise.

Dalam pers rilisnya, Indra W Nugraha, Senior Solutions Consultant Hitachi Data Systems Indonesia, mengatakan selama ini perusahaan skala besar seperti enterprise cenderung mengutamakan faktor kinerja dalam pemilihan teknologi storage sehingga mereka pada umumnya menggunakan disk berbasis FC.

"Tapi sekarang ini, dilatarbelakangi efisiensi anggaran TI di tengah kondisi ekonomi yang melemah, perusahaan mulai mempertimbangkan rasio harga-kinerja sebagai tolok ukur utama dalam pemilihan teknologi storage," katanya.

Sebuah pengujian oleh SPC terhadap Hitachi Adaptable Modular Storage 2500 menunjukkan rasio harga-kinerja yang sangat rendah, yakni USD6,71 per SPC-1 IOPS (Input/Output Operations per Second) satuan untuk mengukur kecepatan pemrosesan sistem.

Bagi perusahaan, hasil ini menunjukkan bahwa SAS memberikan tingkat kinerja tinggi yang dibutuhkan namun dengan biaya yang lebih rendah.

"Disinilah SAS menjadi pilihan logis bahkan bagi enterprise karena memiliki rasio harga-kinerja yang terbaik seperti dibuktikan melalui hasil-hasil pengujian lembaga independen seperti Storage Performance Council (SPC)."

Bagi segmen perusahaan skala menengah, penghematan ini sangat berharga. Mereka bisa mendapatkan kinerja setingkat enterprise namun dengan biaya yang lebih terjangkau.

Sementara itu bagi perusahaan enterprise, SAS menjadi solusi terbaik ketika anggaran TI terbatas. Melalui SAS, enterprise bisa meninggalkan pendekatan lama, yakni meningkatkan kinerja sistem dengan membeli peranti-peranti berharga mahal atau membayar spesialis untuk melakukan optimalisasi.

Selain mampu menghemat biaya investasi dan operasional, Indra menuturkan teknologi SAS lebih fleksibel, mampu menjembatani teknologi disk SATA (Serial ATA) yang umumnya dipakai sebagai storage pemula (entry-level) oleh bisnis skala kecil dan menengah.

"SAS memiliki backward compatibility (kompabilitas ke belakang) dengan SATA, sehingga memberikan fleksibilitas konfigurasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran. Bahkan dengan peranti tambahan, teknologi-teknologi lama bisa dimanfaatkan dalam disain SAS," ujar Indra.

SAS sendiri bukanlah teknologi baru ataupun konsep baru. Disk-disk dengan antarmuka SAS untuk segmen enterprise sudah dipasarkan sejak 2004, awalnya sebagai pengganti drive SCSI (Small Computer System Interface) yang lebih lambat.

Sejak ketersediaan SAS dengan kecepatan 3Gbps dan 6Gbps, kinerjanya menyamai disk berbasis FC. Seiring meningkatkan teknologi SAS, para analis memperkirakan penjualan SAS semakin naik sedangkan FC menurun. Para vendor disk pun membatasi pengembangan FC hingga 600GB dengan antar muka 4Gbps.

Pada akhirnya, semakin banyak manajer TI menyadari keunggulan harga-kinerjanya, disk SAS akan menggantikan disk FC. "Dalam beberapa tahun mendatang, SAS akan menjadi fondasi untuk storage kelas enterprise. SAS adalah komponen utama yang memungkinkan pendekatan-pendekatan baru pada storage berjenjang," kata Indra.

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010