"Suatu sistem dapat runtuh, karena keropos dari dalam. Sejarah menunjukkan itu. Banyak negara yang belum mapan, jatuhnya karena keropos dari dalam," katanya saat memberikan pembekalan kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLIV Lemhanas di Jakarta, Kamis.
Wapres menjelaskan, menghadapi serangan atau ancaman dari luar lebih mudah dibandingkan ancaman dari dalam.
Ia mencontohkan beberapa kerajaan besar seperti Romawi justru runtuh saat mencapai puncak kejayaannya karena rongrongan dari dalam.
"Hal itu dapat terjadi, pada negara-negara yang masih melakukan pemantapan terhadap sistem negaranya termasuk Indonesia," kata Boediono.
Terkait itu, Wapres mengingatkan untuk memperkuat perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras suatu negara antara lain industri yang kuat dan teknologi tinggi yang bisa memproduksi peralatan perang dalam waktu cepat.
"Sedangkan perangkat lunak merupakan kekuatan bangsa secara sosial politik, ekonomi, yang menyatukan kekuatan bangsa ini," katanya.
Wapres menambahkan, "Software itu juga penting, bahkan untuk ciri peperangan atau konflik tertentu, ini yang menentukan," katanya.
Boediono memberi contoh perang Vietnam, yang menjadi salah satu bukti bahwa ternyata superioritas di bidang teknologi, industri, ekonomi, ternyata bukan penentu kemenangan.
"Ternyata yang menang mereka yang punya keunggulan organisasi sosial yang ada di lapangan," katanya.
Sejarah perlawanan Indonesia melawan penjajah juga menunjukkan bukti yang sama. Namun, itu bukan satu-satunya faktor, ujar Boediono.
Usai memberikan pembekalan, Boediono didampingi Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Muladi dan Menko Polhukam Djoko Suyanto, membuka dialog dengan para peserta.
(R018/R010/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010