Sleman (ANTARA News) - Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta memperketat pengawasan toko-toko maupun galeri yang menjual barang antik untuk mengantisipasi jual beli benda cagar budaya maupun benda purbakala secara tidak sah.
"Di Yogyakarta ini ada puluhan toko dan galeri yang menjual barang antik. Sebagai langkah antisipasi penjualan benda cagar budaya bergerak maupun benda purbakala kami secara rutin melakukan pengawasan di tempat-tempat tersebut," kata Kepala BP3 Yogyakarta Herni Pramastuti, di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, pengawasan tersebut dilakukan secara ketat karena selama ini toko atau galeri barang antik tidak akan pernah memajang benda-benda cagar budaya maupun benda purbakala pada ruang pamer mereka.
"Pengawasan harus kami lakukan dengan ketat dan menggunakan teknik kami sendiri, karena tidak mungkin benda cagar budaya atau benda purbakala yang memiliki nilai ekonomis tinggi akan dipajang di ruang pamer mereka," katanya.
Ia mengatakan, benda purbakala itu memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan harganya bisa sangat mahal dan tidak terukur karena yang dibeli adalah nilai sejarahnya.
"Semakin tua benda purbakala itu maka semakin mahal harganya," katanya.
Herni mengatakan, kasus pencurian koleksi perhiasan emas di Museum Sonobudoyo beberapa waktu lalu harus menggugah kesadaran bahwa pengamanan museum maupun benda cagar budaya yang lainnya harus ekstra ketat.
"Hilangnya benda koleksi di Meseum Sonobudoyo yang terbuat dari emas merupakan kehilangan besar bangsa Indonesia. Apalagi, penemuan benda kuno dari emas sangat langka. Yang sering ditemukan rata-rata hanya terbuat dari batu," katanya.
Ia mengatakan, benda purbakala seperti candi juga menjadi incaran pemburu benda purbakala, dan pada 2009, BP3 Yogyakarta juga mencatat raibnya benda purbakala "Jaladwara" di situs Candi "Watugudig" di kawasan kecamatan Prambanan Sleman.
"Sebelumnya, pada 2007 `Artefix` di Candi Banyunibo di kawasan Kecamatan Prambanan juga hilang meskipun kemudian dapat ditemukan kembali," katanya.
BP3 Yogyakarta memang beberapa kali kehilangan benda purbakala khususnya yang berupa arca, seperti arca "Awalokiteswara" pernah hilang dan berhasil ditemukan lagi di Singapura.
"Kami juga mengoptimalkan petugas penjaga situs untuk melakukan pengamanan, dan para petugas ini kami beri pengertian dan selalu kami sambangi untuk terus memotivasi dan meningkatkan semangat kerja mereka," katanya.
(U.V001/S018/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010