Walaupun angka stunting, namun masih dinilai tinggi mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen.
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggarap sejumlah program berbasis digital dalam rangka mendongkrak program kerja di tengah pandemi COVID-19.
"Program ini bentuk kerja sama BKKBN bersama Tanoto Foundation dalam upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia," kata Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Hasto mengatakan program yang digagas dari kerja sama tersebut di antaranya modul pencegahan stunting yang dikembangkan oleh Kementerian Sosial sehingga dapat digunakan oleh Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sesuai dengan kemampuan, kepentingan, dan tujuan dari pekerja garis depan BKKBN.
Hasil dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukanbahwa terjadi penurunan angka stunting berada pada 27,67 persen pada 2019.
Walaupun angka stunting ini menurun, kata Hasto, namun angka tersebut masih dinilai tinggi, mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen.
Program berikutnya adalah digital parenting platform dari BKKBN. Tanoto Foundation akan membantu supaya platform tersebut tidak saja bisa digunakan oleh staf BKKBN di level nasional, namun juga para pekerja garis depan BKKBN.
Platform tersebut berisi materi seputar konsultasi yang diberikan petugas hingga penyusunan materi bimbingan bagi peserta dalam program pendidikan anak.
"Tujuannya adalah meminimalisasi penularan COVID-19 agar petugas tidak selalu berinteraksi di lapangan," katanya.
Selain itu, kerja sama yang lain adalah pembuatan modul pengasuhan anak. "BKKBN telah memiliki modul dan program pengasuhan anak, sementara Tanoto Foundation baru-baru ini menyelesaikan modul pengasuhan bagi Rumah Sigap," katanya.
Rumah Sigap adalah kepanjangan dari Siapkan Generasi Anak Berprestasi (Sigap). Tanoto Foundation ingin memastikan setiap anak Indonesia berkembang sesuai dengan tahap perkembangnya dan bersekolah.
Untuk terciptanya modul pengasuhan yang mutakhir, kata Hasto, Tanoto Foundation akan memberikan modul terbarunya sebagai referensi kepada BKKBN.
Program terakhir adalah meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan dukungan dari Tanoto Foundation, pelatih dari BKKBN yang disebut Widyaiswara akan bekerja sama dengan pelatih dan pekerja garis depan Kementerian Sosial berkaitan dengan program percepatan pencegahan stunting.
Dengan kolaborasi ini, Hasto berharap para Widyaiswara BKKBN dapat mengadaptasikan hasil kerja sama Tanoto Foundation dengan Kementerian Sosial ke dalam program BKKBN dan meningkatkan konvergensi penanganan pencegahan stunting sampai ke tingkat desa.
"Kerja sama ini telah kami sepakati pada Kamis (20/5) untuk selanjutnya kita persiapkan segala kebutuhannya," ujarnya.
Baca juga: BKKBN gagas posyandu dan puskesmas virtual
Baca juga: BKKBN: Cegah stunting untuk songsong bonus demografi
Baca juga: BKKBN sebut edukasi dan intervensi gizi penting cegah stunting
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021