Jakarta (ANTARA News) - Akun situs jejaring sosial "twitter" milik Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar dipenuhi komentar soal kereta khusus perempuan.

"Twitter saya ramai komentar soal kereta khusus perempuan," kata Linda Amalia Sari Gumelar di sela-sela peluncuran kereta dengan gerbong khusus perempuan di Dipo Stasiun Depok, Kamis.

Linda menjelaskan, ada beberapa komentar yang memberikan dukungan terhadap kereta khusus perempuan dan berterima kasih atas diluncurkannya kebijakan publik tersebut.

"Tapi ada juga yang merasa kurang, karena gerbong khusus perempuan hanya dua dari total delapan gerbong yang ada pada setiap rangkaian kereta," katanya.

Linda menambahkan, ada juga komentar dari masyarakat di akun twitter miliknya yang mengharapkan agar kebijakan publik tersebut bisa berjalan dengan baik.

"Banyak keluhan dari masyarakat terkait kebijakan yang kurang ditaati, salah satu contohnya tempat duduk khusus lanjut usia dan wanita hamil di dalam kereta biasanya diduduki oleh mereka yang tidak lansia dan tidak hamil," kata Linda.

Sementara itu, PT KAI Commuter Jabodetabek meluncurkan kereta khusus wanita yang didalamnya terdapat gerbong khusus perempuan.

Kereta khusus wanita tersebut diperuntukkan bagi seluruh perempuan tanpa ada batasan usia.

Sementara ini Kereta khusus wanita hanya diberlakukan pada rangkaian kereta api listrik kelas ekonomi AC dan juga Ekspres.

Pada setiap rangkaian kereta KRL ekonomi AC dan juga Ekspres yang biasanya terdiri dari delapan gerbong, maka gerbong khusus perempuan terletak pada setiap ujung rangkaian kereta atau gerbong nomor satu dan gerbong nomor delapan.

Setiap kereta khusus wanita diberi tanda atau petunjuk berupa stiker bergambar perempuan yang diletakkan di setiap sisi pintu luar dan juga di dalam kereta.

Latar belakang peluncuran gerbong khusus wanita adalah banyaknya keluhan pelanggan terhadap perilaku pelecehan seksual pada saat jam sibuk atau tingkat kepadatan pelanggan yang tinggi di dalam kereta dan untuk memberikan perhatian lebih kepada para perempuan.
(W004/s018)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010