Solo (ANTARA) - Ratusan orang yang mengatasnamakan Himpunan Masyarakat Solo (Hamas) saat aksi simpatik peduli terhadap kedaulatan Palestina, dibubarkan oleh Polres Kota Surakarta, di Bundaran Gladak Solo, Jawa Tengah, Jumat, karena melanggar protokol kesehatan (prokes).
Para pengunjuk rasa saat melakukan orasi terlihat berkerumun dan menutup di Jalan Slamet Riyadi, sehingga arus lalu lintas di kawasan itu menjadi terganggu, tetapi pembubaran massa tidak sampai terjadi keributan.
Baca juga: Polresta Surakarta canangkan stasiun siaga candi cegah COVID-19
Menurut Kepala Polres Kota Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjutak, pihaknya mendapat pemberitahuan kegiatan menyampaikan mendapat di muka umum oleh kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Hamas.
"Mereka telah memberitahu kepada pihak Polri terkait dengan aksi yang dilakukan. Walaupun secara regulasi pemberitahuan itu, tidak memenuhi kaedah regulasi yang berlaku. Seharusnya pemberitahuan dilakukan tiga hari sebelum," kata Kapolres disela pengamanan aksi.
Namun, pihak Polri masih memfasilitasi dengan memberikan kebijakan dan koordinasi sudah dilakukan karena pada masa pandemi COVID-19, maka Korlap diminta mempertanggungjawabkan memastikan masa aksi untuk mentaati masalah prokes baik menggunakan masker, menjaga jarak, tidak berkerumun, dan lainnya.
"Pemberitahuan yang diterima pihak Polri terkait aksi Hamas pada Jumat siang ini, hanya diikuti 80 orang, tetapi ternyata yang hadir lebih dari 600 orang," kata Kapolres.
Baca juga: Polresta Surakarta dirikan lima Pospam Operasi Ketupat Candi 2021
Kapolres menjelaskan secara prokes dan tidak menjaga jarak hal ini, sangat rawan sekali penularan COVID-19. Petugas selama orasi aksi selalu mengingatkan agar menjaga jarak dan tidak kerumunan untuk mencegah tertular COVID-19. "Kami melihat banyak yang melanggar prokes dengan menurunkan masker selama orasi," kata Kapolres.
Bahkan, petugas yang melakukan imbauan kepada peserta aksi mendapat ancaman dan sebagainya. Ada pelaku aksi yang melanggar prokes justru menyerang petugas.
"Jika masa memberitahukan kepada Polri lebih awal waktunya ingin menyampaikan pendapat di muka umum, terkait dengan simpatik dan dukungan kepada Palestina. Polri akan memfasilitasi itu, apa yang disampaikan korlap diberitahukan kepada Polri akan memberikan pengamanan pada giat itu," kata Kapolres.
Aksi yang sudah berlangsung sekitar satu jam 45 menit, tetapi ada orator yang menyampaikan orasi di luar materi dengan menyerang pribadi seseorang dan berisi ancaman. Polri sebagai representasi negara akan memberikan jaminan keamanan kepada siapapun yang menyampaikan pendapatnya.
"Namun, harus diingat selain hak, tetapi ada yang harus dipatuhi. Ada hal-hal yang dilarang tidak boleh dilakukan. Bisa dilihat aksi ini, jalan dikuasai, aturan lalu lintas dibaikan semuanya," kata Kapolres.
Baca juga: Polresta Surakarta laksanakan Operasi Keselamatan cegah pemudik awal
Oleh karena itu, pihaknya memutuskan untuk membubarkan aksi yang sudah berlangsung sekitar satu jam 45 menit. "Karena kami mempunyai prinsip di masa pandemi ini, keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi," katanya.
Apalagi, angka kasus COVID-19 di Solo, usai Lebaran ada kenaikan akan tajam. Apa yang dilakukan untuk keselamatan rakyat. Aksi akhirnya dapat dibubarkan dan masa dapat dikendalikan dengan tertib.
Sementara Hamas menggelar aksi simpatik peduli terhadap kedaulatan Palestina, di Bundaran Gladak Solo, Jumat. Mereka dalam aksi simpatik dengan pengibaran Bendera Merah Putih dan Palestina, juga doa bersama meminta dunia internasional mendukung kedaulatan Palestina.
Edi Lukito koordinator aksi dalam orasinya mendukung pemerintah Indonesia atas keberpihakan dan dukungan terhadap bangsa Palestina. Bahkan Hamas minta dunia internasional mendukung kedaulatan Palestina.
Baca juga: Larangan mudik, Polresta Surakarta jaga ketat 10 pintu masuk kota
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021