Delapan satwa tersebut yakni, bison, unta, singa, harimau putih, beruang hitam, dua ekor komodo, dan harimau Sumatra. "Ada satu satwa lainnya, yaitu Jerapah yang juga sakit karena sudah 4 tahun ini hidup sendiri," ujar Humas KBS, Agus Supangkat, Kamis.
Menurut dia, para satwa itu menderita beragam penyakit dan harus mendapat perhatian khusus. Setiap saat, petugas dan dokter harus mengawasi untuk memulihkan kesehatannya.
"Untuk hewan besar dirawat di kandangnya masing-masing, sehingga sulit dipindah ke ruang karantina khusus. Namun, hewan seperti beruang dirawat di ruang karantina," ucapnya.
Khusus Jerapah, hewan ini masih kelihatan sehat, tapi karena hidup sendirian di kandangnya selama sekitar 4 tahunan, kondisinya bisa saja drop, tutur Agus menambahkan.
Sedangkan, satwa lainnya seperti singa berjenis kelamin jantan, mengalami gangguan syaraf kaki belakangnya, harimau putih betina mengalami kelainan kaki belakangnya.
Bison berjenis kelamin betina mengalami radang paru dan rabun satu matanya, beruang hitam betina mengidap tumor, serta dua komodo jantan betina terserang lumpuh karena usia yang sudah tua serta trauma luar karena berkelahi memperebutkan pasangan.
Selain itu, seekor Harimau Sumatra dan unta mengalami luka bagian kakinya.
Sementara itu, drh Liang Kaspe, selaku Ketua Tim Dokter Kehewanan KBS, mengatakan telah berupaya semaksimal mungkin untuk menekan angka kematian, di antaranya dengan memberikan perawatan dan pemberian asupan makanan serta gizi yang cukup pada satwa.
Hanya saja, khusus untuk satwa yang usianya sudah tua, pihaknya mengaku tak bisa berbuat banyak. Kata dia, salah satu contohnya adalah kematian Martina, Harimau Sumatra yang mati pertengahan pekan lalu.
Di samping itu, sejauh ini KBS belum bisa maksimal mencegah adanya kasus diare dari makanan yang diberikan pengunjung. Pasalnya, makanan dari pengunjung belum tentu baik bagi kesehatan satwa.
"Sehingga, kami terus antisipasi dengan pengawasan dan pemberian vitamin serta asupan makanan yang bergizi. Bahkan, kami juga memperingatkan pengunjung agar tidak memberikan makanan pada satwa," jelas dia.
(ANT-165/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010