Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, kamis pagi naik 10 poin menjadi Rp8.965-Rp8.975 per dolar dari hari sebelumnya Rp8.975-Rp8.985, karena pelaku pasar kembali membeli rupiah.

Kenaikan rupiah yang berlanjut meski relatif kecil memicu posisinya terus menjauhi level Rp9.000 per dolar, kata Dirut Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis.

Edwin Sinaga mengatakan, rupiah sebenarnya bisa menguat lebih baik lagi, namun kenaikannya agak tertahan dengan masuknya Bank Indonesia (BI) di pasar.

BI menjaga laju kenaikan rupiah di pasar agar tidak terlalu cepat mencapai level Rp8.900 per dolar, ujarnya.

Menurut dia, rupiah masih berpeluang untuk menguat lagi, karena pasar regional terus membaik akibat membaiknya saham-saham di Wall Street.

Selain itu dolar AS di pasar regional mengalami tekanan terhadap mata uang utama Asia, ucapnya.

Faktor utama yang mendorong rupiah, lanjut dia, karena aliran dana asing yang masuk terus terjadi.

Investasi asing di pasar domestik masih berlanjut, mereka masih menunggu kelanjutan dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai laju inflasi 2010, katanya.

Edwin Sinaga mengatakan, pelaku asing memperkirakan laju inflasi 2010 diperkirakan akan meliwati batas tertinggi yang ditargetkan pemerintah yang akan mendorong BI menyesuaikan suku bunga acuannya.

Apabila penyesuaian suku bunga acuan (BI Rate) itu terjadi maka mereka akan makin aktif melakukan investasinya, karena suku bunga rupiah makin tinggi dibanding dolar.

Selain itu juga apabila bank sentral AS menaikkan suku bunga utama, maka BI kemungkinan akan menyesuaikannya juga dalam upaya menjaga likuiditas rupiah terhadap dolar, tuturnya.
(h-CS/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010