Washington (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat pada Kamis (20/5) meminta penyedia layanan kesehatan agar berhenti menggunakan suntikan dan jarum suntik tertentu buatan produsen Guangdong Haiou Medical Apparatus Co (HAIOU) asal China.

Setidaknya seorang apoteker yang berbicara kepada Reuters mengatakan bahwa suntikan tersebut telah dikirim untuk digunakan dengan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.

Juru bicara FDA menyebutkan perangkat itu berhenti dikirim sebagai alat vaksinasi COVID-19 sejak 22 Maret. FDA tidak yakin bahwa menghentikan penggunaan suntikan ini akan menyebabkan penundaan vaksinasi.

Baca juga: AS siap izinkan vaksin COVID-19 Pfizer bagi usia 12-15 tahun
Baca juga: AS bahas hak intelektual dengan eksekutif Pfizer dan AstraZeneca

FDA menerima informasi mengenai masalah kualitas, termasuk jarum suntik HAIOU tertentu yang copot dari suntikan dan tersangkut di lengan pasien setelah disuntik serta sejumlah insiden yang melibatkan luka jarum suntik yang tak disengaja pada penyedia layanan kesehatan.

FDA merekomendasikan agar tidak menggunakan dua kombinasi suntikan dan jarum suntik HAIOU - suntikan dengan volume 1 mL menggunakan jarum 25G dan suntikan dengan volume 1 mL menggunakan jarum 23G - hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Direktur senior informasi obat di University of Utah Health, Erin Fox, mengatakan sebelumnya telah menerima suntikan dengan vaksin Pfizer/BioNTech sebagai bagian dari perlengkapan pasokan tambahan yang dikirim oleh McKesson Corp.

Menurutnya, mereka menggunakan suntikan itu pada Maret, namun tidak memiliki perangkat itu untuk sementara waktu dan saat ini tidak menggunakannya.

FDA mengeluarkan peringatan impor pada 30 April agar penampakan suntikan dan jarum suntik ini tidak masuk ke AS.

Sumber: Reuters

Baca juga: New York mulai vaksinasi COVID-19 untuk remaja
Baca juga: Langkah AS longgarkan hak paten vaksin akan dorong pengembangan usaha

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021