Bogor (ANTARA News) - Relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan Medical Emergency Rescue Committee Indonesia yang berada di Jalur Gaza, Palestina, menggelar acara Indonesian Independent Days in Gaza.

"Pada Selasa (17/8), dalam rangka bersyukur pada Allah SWT serta melakukan kampanye dan dengar pendapat dengan kontraktor lokal, tim relawan mengadakan acara Indonesian Independent Days in Gaza," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia dr Sarbini Abdul Murad saat
menghubungi ANTARA News, Rabu.

Ia menjelaskan bahwa saat ini MER-C menempatkan relawan insinyur yang dikoordinasikan Ir M Baagil untuk bekerja sama dengan pihak terkait di pemerintahan Palestina di Gaza untuk persiapan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di kawasan tersebut.

Menurut Sarbini, para relawan selain melakukan perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-65, juga dilanjutkan dengan peresmian MER-C Cabang Gaza.

Kemudian pada pukul 18.00-19.00 waktu setempat dilanjutkan dengan acara buka bersama dan shalat Tarawih, yang dilaksanakan di "House of Wisdom" Kementerian Luar Negeri setempat.

Ia mengatakan bahwa tanah wakaf yang disiapkan untuk pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gasa, Palestina, telah selesai dilakukan tes penyelidikan tanah oleh pihak berwenang setempat sehingga di kemudian hari tidak bermasalah.

"Proses tes penyelidikan itu seperti dilaporkan relawan insinyur kami Ir M Baagil dilakukan atas kerja sama dengan Universitas Islam Gaza pada 8-9 Agustus 2010," katanya.

Ia menjelaskan, setelah menunggu beberapa lama, akhirnya proses tes penyelidikan tanah terhadap tanah wakaf yang diberikan oleh Pemerintah Palestina di Gaza untuk Pembangunan Rumah Sakit Indonesia telah terlaksana.

Menurut dia, berdasarkan laporan terakhir dari salah satu relawan insinyur MER-C di Gaza, yaitu Ir M Baagil disebutkan bahwa proses penyelidikan tersebut dapat diselesaikan secara baik dengan bantuan dan kerja sama dengan Universitas Islam Gaza.

Ia menjelaskan bahwa secara hampir bersamaan, pada 9-10 Agustus 2010 juga dilakukan survei lahan untuk mendapatkan data kontur topografi tanah dimaksud.

"Proses ini memang agak tertunda karena harus menunggu lahan wakaf yang terletak di Bayt Lahiya, Kota Gaza utara itu dibersihkan terlebih dulu oleh pejabat terkait setempat," katanya.

Sarbini menjelaskan bahwa berdasarkan informasi yang didapat relawan MER-C dari Kementerian Pertanahan di Gaza, luas persis tanah wakaf untuk lokasi pembangunan RS tersebut adalah sebesar 16.261 meter persegi.

Setelah hasil tes dan survei lahan didapat, katanya, tim relawan insinyur MER-C yang berada di Jakarta akan menyesuaikan kembali gambar struktur pondasi Rumah Sakit Indonesia yang telah dibuat sebelumnya.

Ditambah lagi, kata dia, Kementerian Kesehatan di Gaza berharap pondasi RS Indonesia bisa dipersiapkan untuk empat lantai walaupun bangunan yang akan dibangun hanya dua lantai.

Selain itu, tim relawan insinyur MER-C di Jakarta juga tengah menyelesaikan rancangan gambar tambahan untuk ruangan "basement" (ruang di bawah tanah) atas permintaan langsung dari Pemerintah Palestina di Gaza.

Ruangan "basement" akan berfungsi sebagai ruang penyimpanan obat-obatan dan alat medis sehingga apabila terjadi penyerangan, RS tetap mempunyai stok obat dan alat medis yang cukup.

"Segera setelah semua gambar rampung, proses tender akan dilakukan," katanya.

Sarbini Abdul Murad menambahkan bahwa ada dua misi MER-C Indonesia dalam isu Gaza, pertama kampanye pembukaan blokade pelayaran dan mengadukan Israel ke Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, serta mendesak pemerintah Republik Indonesia mengadukan Israel ke Mahkamah Kejahatan Antarbangsa di Brussel.

Misi kedua, menurut dia, adalah mendirikan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, yang telah lama dirintis bersama antara masayarakat dan pemerintah Indonesia.

Misi membangun RS Indonesia di Gaza itu, lanjut dia, berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan asal Indonesia yang membawa bantuanobat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza,Palestina, akhir 2008 hingga awal 2009.
(A035/N002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010