Moskow (ANTARA News) - Ribuan warga Moskow diduga telah tewas pada Juli 2010 akibat hawa panas tahun ini, yang tidak pernah terjadi sebelumnya, dan korban jiwa dapat bertambah pada Agustus, kata seorang ilmuwan Rusia, Selasa (17/8) waktu setempat.

Moskow, kota metropolitan dengan lebih dari 10 juta warga, telah diterpa hawa panas sejak Juni lalu. Temperatur harian kadang kala mencapai 40 derajat Celsius, demikian laporan Reuters.

Krisis itu membuat layu tanaman gandum di Rusia, dan berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi tahun ini dalam jumlah miliaran dolar AS dan menewaskan sedikitnya 54 orang akibat kebakaran hutan. Udara panas agak reda pada Selasa.

Dengan mengutip laporan oleh Kantor Registrasi Moskow, kemudian peneliti senior ekologi dan demografi di Akademi Sains Rusia, Boris Revich, mengatakan ada 5.840 warga Moskow telah tewas pada Juli, lebih banyak dibandingkan dengan pada Juli 2009.

Revich mengatakan, ia percaya mayoritas besar korban jiwa tambahan disebabkan oleh hawa panas luar biasa.

"Keadaan sangat mudah diramalkan," kata Revich pada suatu taklimat. "Satu-satunya yang membuat aku menyalahkan diri ku ... ialah perkiraan ku menyangkut korban jiwa terlalu lamban pada awal gelombang panas," ujarnya.

Ia menimpali, "Tetapi, kami tak pernah memiliki pengalaman dalam memperkirakan panas yang sangat mengerikan ini, terutama karena kami tak pernah mengalami hawa panas seperti ini sebelumnya."

Komite Statistik Negara (Goskomstat) dijadwalkan menyiarkan datanya mengenai korban jiwa sekitar 20 Agustus, kata Revich. Angka korban jiwa buat Agustus akan disiarkan pada September.

Kepala departemen kesehatan di Moskow , Andrei Seltsovsky mengakhiri kebungkaman resmi mengenai dampak panas tersebut dan asap akibat kebakaran hutan yang telah menyelimuti Moskow sejak penghujung Juli.

Andrei mengatakan, pada 9 Agustus bahwa korban jiwa hampir dua kali lipat jadi 700 jiwa per hari, dan panas menjadi pembunuh utamanya.
(Uu.C003/A011/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010