dia mau pindah sekolah, karena pertimbangan psikis
Bengkulu (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu memastikan MS (19), siswi kelas II SMA di Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu yang melakukan ujaran kebencian menghina Palestina tidak akan putus sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Bengkulu Eri Yulian Hidayat menegaskan pihaknya tidak pernah mencabut hak siswi tersebut untuk melanjutkan pendidikan setelah video berdurasi delapan detik yang berisi hujatan terhadap Palestina yang diunggahnya ke media sosial TikTok menjadi viral.
"Hak anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan tidak pernah dicabut. Dia akan tetap bersekolah, namun karena beban psikologis tentu dia tidak bersekolah di sekolah asalnya lagi," kata Eri di Bengkulu, Kamis.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu Eka Saputra dalam jumpa pers, Kamis membantah jika pihaknya mengeluarkan keputusan memberhentikan MS (19) dari sekolah tersebut sebagai sanksi terhadap ujaran kebencian menghina Palestina.
Menurutnya keputusan pindah sekolah itu adalah keinginan kedua orang tua MS karena mempertimbangkan faktor psikologis anaknya jika harus tetap bertahan di sekolah asal.
Baca juga: Gubernur Bengkulu minta siswi yang hina Palestina harus tetap sekolah
Baca juga: Polisi minta setop perundungan terhadap siswi yang hina Palestina
Eka juga memastikan MS tidak akan putus sekolah karena pihaknya akan membantu segala proses kepindahan siswi kelas II SMA tersebut ke sekolah lain yang diinginkannya.
"Saya tidak pernah mengucapkan pernyataan mengeluarkan anak tersebut. Untuk saat ini karena masih COVID-19 ananda tersebut kami kembalikan dulu ke kedua orang tuanya untuk dibina, karena kami khawatir psikisnya terganggu akibat pemberitaan yang begitu besar," ucapnya.
Selain itu, Eka juga menekankan jika MS masih bersedia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu pihaknya akan tetap menerima.
"Iya tidak apa-apa kalau dia (MS) masih mau sekolah di sini. Tetapi berdasarkan surat permintaan dari orang tuanya dia mau pindah sekolah, karena pertimbangan psikis. Pokoknya kami bantulah," jelasnya.
Eka juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak lagi mengungkit-ungkit peristiwa ini agar suasana kembali kondusif dan berharap seluruh pihak bisa mengambil pelajaran.
Sebelumnya MS membuat rekaman ujaran kebencian terhadap Palestina yang saat ini sedang berkonflik dengan Israel. Dalam unggahan berdurasi 8 detik yang sudah dihapus oleh TikTok itu MS merekam dirinya menyuarakan hujatan terhadap Palestina.
MS telah menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan tindakannya itu adalah spontan sebagai bentuk keisengan dengan tujuan mengikuti tren bermedia sosial dan ia tidak menyangka akan berbuntut panjang.
Baca juga: Pelajar Bengkulu hina Palestina di medsos dikeluarkan dari sekolah
Baca juga: Penyidik sita akun TikTok unggah konten hina Palestina
Pewarta: Carminanda
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021