Di sektor pertanian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan pengantar RAPBN 2011 antara lain menyinggung mengenai ketahanan pangan nasional, stabilitas harga pokok, perubahan iklim dan masalah subsidi.
Namun demikian, ujar Oesman, harga beli di tingkat konsumen juga harus cukup rendah agar tidak menimbulkan gejolak sosial.
Sementara itu, Sutrisno Iwantono mengatakan, tingginya harga bahan pokok cukup menguntungkan bagi petani yang sedang panen.
Namun, katanya, seringkali petani tidak menikmati harga tersebut karena rantai tataniaga yang terlalu panjang dan tidak efisien.
"HKTI berpendapat diperlukan penataan sistem tataniaga yang efisien," kata Iwantono.
Ia mengatakan, peran Bulog dan koperasi sangat penting untuk menata tataniaga. Bulog dibantu koperasi/KUD seharusnya kembali menjadi lembaga untuk menjaga stabilitas harga, baik di tingkat petani maupun di tingkat konsumen.
"Dalam hal ini, HKTI bersedia membantu Bulog, khususnya dalam proses pengadaan pangan," kata mantan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha ini.
Iwantono mengatakan, keberadaan koperasi, khususnya KUD, perlu digalakan kembali karena koperasi adalah wadah ekonomi utama kaum tani.
Koperasi, lanjutnya, seharusnya berfungsi membantu petani dalam proses produksi, yakni dengan menyediakan kebutuhan sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit, dan obat-obatan.
Pada saat musim panen, koperasi harus mampu menampung hasil produksi sehingga harga yang diterima petani tidak jatuh.
Karena itu, HKTI menyarankan agar Menteri Pertanian dan Menteri Koperasi UKM segera melakukan pembicaraan dan mengambil langkah-langkah untuk merevitalisasi keberadaan koperasi agar dapat kembali berfungsi membantu petani.(*)
(T.U002/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010