Cirebon (ANTARA News) - Sekumpulan santri dari Pesantren Babakan Ciwaringin yang mengatasnamakan diri Komunitas Seniman Santri (KSS) memperingati hari kemerdekaan RI ke-65 ini dengan berjalan kaki sejauh 17 Km sambil berpuisi tentang makna kemerdekaan, Selasa.

Berawal dari depan pabrik textil Pintex Plumbon, Kabupaten Cirebon seorang santri bernama Baikhuni sambil mengibarkan Bendera Merah Putih berjalan meneriakkan puisi menuju alun-alun Kejaksan Kota Cirebon diikuti rekan-rekannya yang menggunakan kendaraan motor.

Baikhuni dengan menggunakan megaphone meneriakkan puisi-puisi karyanya sendiri yang berisi ajakan kepada masyarakat agar memaknai hari kemerdekaan dengan sesuatu yang bermakna bukan hanya sekedar pesta pora yang hanya mem

"Setiap tahun kita merayakan hari kemerdekaan, namun semuanya hanya berlalu begitu saja. Tak ada yang membekas dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Hanya pesta pora belaka, tanpa karya yang bermakna," teriak Baikhuni.

Aksi nekat Baikhuni dan kawan-kawan yang dilakukan tanpa meninggalkan kewajiban puasa ini, sempat membuat macet arus lalu lintas terutama saat melintasi persimpangan seperti di pasar Plered dan lampu merah Gunung Sari.

Aksi yang diberi nama Napak Tilas Kemerdekaan yang digelar mulai pukul 15.30 WIB ini akhirnya tiba di Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon sekitar pukul 17.15 WIB dimana kegiatan upacara penurunan Sang Saka Merah Putih masih berlangsung. Kontan aksi ini mendapat larangan dari petugas jaga Polresta Cirebon.

Sempat terjadi adu mulut antara petugas dengan pendukung aksi Napak Tilas Kemerdekaan Baikhuni. Petugas melarang aksi Baikhuni dilanjutkan hingga Alun-alun Kejaksan karena bakal mengganggu kegiatan upacara bendera. Petugas juga meminta Baikhuni menunda aksinya tersebut hingga upacara usai.

Namun para santri bersikeras ingin menuntaskan aksi Napak Tilas Kemerdekaan tersebut sampai Alun-alun Kejaksan. Akhirnya setelah dilakukan perundingan akhirnya disepakati, aksi Baikhuni dan kawan-kawan tersebut dibatasi hingga jalan raya samping Masjid At-Taqwa atau sekitar 30 meter dari puntu masuk Alun-alun untuk menggenapkan perjalanannya pas 17 KM.

Sementara itu Baikhuni saat ditanya tentang aksi nekatnya tersebut mengatakan aksinya ini juga sebagai bentuk perayaan Hari Kemerdekaan sama seperti masyarakat Indonesia yang lain.

"Ketika yang lain merayakan Hari Kemerdekaan dengan berbagai lomba, saya juga punya cara sendiri untuk merayakannya, yaitu dengan membacakan puisi karya saya," tegasnya.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010