Dalam belajar tatap muka dengan sistem non-formal akan lebih mudah membuka dan menutup sekolah ketika ditemukan kasus positif COVID-19 pada lingkungan sekolah

Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan bahwa usai libur Lebaran 1442 Hijriah, kegiatan belajar tatap muka mulai Senin (24/5) masih menggunakan sistem non-formal, yang dimaksudkan untuk menghindari kejenuhan siswa belajar dalam jaringan (daring).

"Selain itu, sejauh ini belum ada izin resmi untuk membuka sekolah dan belajar tatap muka secara formal. Jadi, kami belum bisa pastikan kapan sekolah resmi dibuka," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram, H Lalu Fatwir Uzali di Mataram, Kamis.

Ia menegaskan dalam belajar tatap muka dengan sistem non-formal akan lebih mudah membuka dan menutup sekolah ketika ditemukan kasus positif COVID-19 pada lingkungan sekolah.

"Kalau kita buka resmi atau formal, maka penutupan sekolah ketika ada kasus positif birokrasinya bisa panjang," katanya.

Kendati belajar tatap muka dilakukan dengan non-formal, kata dia, namun tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 sehingga jam belajar diatur dan kapasitas ruangan diisi 50 persen, menyiapkan fasilitas pencegahan COVID-19 di lingkungan sekolah dan memastikan siswa menggunakan masker.

"Kita sebut non-formal karena siswa ke sekolah maksimal dua jam dan tidak menggunakan seragam sekolah melainkan pakaian bebas seperti halnya pergi les," katanya.

Fatwir berharap dengan telah dilakukan vaksinasi guru dan vaksinasi massal, kasus COVID-19 di Kota Mataram bisa terus melandai sampai Kota Mataram berstatus zona kuning atau hijau, agar anak-anak bisa kembali ke sekolah secara formal.

Namun demikian, ia belum dapat memastikan kapan sekolah atau belajar tatap muka akan dibuka secara formal. Apalagi, informasi dari Satgas COVID-19, tambahan pasien positif COVID-19 setelah Lebaran di atas dua digit setiap harinya.

Ia meyatakan berdasarkan data kewaspadaan COVID-19 Provinsi Nusa Tenggara Barat tertanggal 18 Mei 2021, tercatat tambahan kasus positif COVID-19 sebanyak 13 orang, dan 32 orang terkonfirmasi sembuh. Dengan demikian, pasien COVID-19 yang masih isolasi sebanyak 398 orang, sembuh 3.085, dan 164 orang meninggal dunia.

"Oleh karena itu, kami berharap kerja sama dari guru, siswa dan orang tua agar terus disiplin menerapkan protokol kesehatan guna mendukung penurunan kasus COVID-19 di Mataram, agar Mataram bisa segera menjadi daerah zona hijau COVID-19 sehingga aktivitas sekolah kembali normal," demikian Lalu Fatwir Uzali.

Baca juga: Izin Gugus Tugas syarat ponpes-madrasah di Mataram bisa buka sekolah

Baca juga: Tanpa izin Gugus Tugas, sekolah tatap muka di Mataram tak dibuka

Baca juga: Masih zona merah, jadwal masuk sekolah di Mataram-NTB belum pasti

Pewarta: Nirkomala
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021