Salah satu pengurus Kelompok Tani Bumi Jaya II di Kota Batu, Darmanto, Selasa mengatakan, serangan hama tersebut sangat merepotkan petani karena sulit dibasmi.
Dikatakannya, hama ini menyerang tanaman apel di kawasan Desa Bumiaji, Kota Batu dan Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Ia menyebutkan, dari sebanyak 2.506.546 tanaman apel di Kota Batu, 1.412.025 tanaman tersebut dalam kondisi rusak karena hama tersebut. "Hama itu merusak jaringan ranting tanaman apel sehingga mengakibatkan tidak bisa berbuah," katanya.
Darmanto menjelaskan, hama "kutu sisik" itu menyerang batang dan ranting dengan merusak jaringan tanaman. "Bentuknya, seperti bintik-bintik berwarna coklat dan putih menyerupai wijen atau biasa yang ditaburkan pada makanan onde-onde," kata Darmanto.
Sementara, dalam pembasmian hama ini, untuk lahan apel seluas 1 hektare dibutuhkan pestisida dua kali lipat lebih banyak dibandingkan lahan yang tidak terserang hama.
"Sebelumnya, hanya dibutuhkan pestisida sebanyak 125 mililiter perhektare lahan untuk menjaga kondisi tanaman, namun setelah terserang hama ini, butuh pestisida sebanyak 250 mililiter dan harga per botol pestisida isi 500 mililiter Rp107 ribu," katanya.
Akibat serangan hama ini, sejumlah petani apel membongkar lahannya dan menggantinya dengan pohon jambu merah. Seperti yang dilakukan oleh Tamat, salah seorang petani apel di Dusun Binangun, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Ia mengatakan, sejak dua tahun terakhir telah beralih dari menanam apel ke jambu merah, sebab ia berasalan tanaman apel sudah tidak menguntungkan.
"Saya sekarang memiliki 500 pohon jambu merah, dan setiap 4,5 bulan sekali panen 3 ton dengan harga jual Rp3.500 per kilogram," ujarnya.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010