klaster penularan COVID-19 di Banyumas sudah banyak sekali
Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein mengharapkan tidak ada lonjakan kasus positif COVID-19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, usai perayaan Lebaran meskipun hingga saat ini masih terdapat lima desa yang masuk dalam zona merah.
"Kalau klaster (penularan COVID-19 di Banyumas) itu sudah banyak sekali. Bahkan kalau berbicara klaster itu semua klaster sudah ada, klaster pasar, klaster kantor, klaster ini, klaster itu, semuanya ada. Jadi kalau ada orang mengatakan klaster itu, jangan fobia, kita semua sudah menjadi klaster," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Bupati mengatakan hal itu kepada wartawan usai peringatan Hari Kebangkitan Nasional bersama pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Daerah Banyumas yang diisi dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di halaman Pendopo Sipanji, Purwokerto.
Ia mengatakan saat ini yang paling penting adalah jangan melihat klasternya tetapi melakukan upaya tidak sampai tersentuh atau tertular COVID-19.
"Semua orang harus tahu bagaimana supaya tidak tersentuh (tertular, red.), walaupun sebetulnya anak-anak muda kalau tersentuh enggak apa-apa. Data sekarang berbicara begitu lho, tapi kita enggak tahu apakah betul-betul enggak apa-apa atau menjadi apa-apa," katanya.
Baca juga: Kapolresta: Jangan bawa COVID-19 ke Banyumas
Baca juga: Banyumas dorong komunitas bantu warga lansia akses pelayanan vaksinasi
Kendati banyak terjadi klaster, dia mengakui saat ini di Banyumas terdapat lima desa yang masuk dalam zona merah penularan COVID-19, yakni Danaraja, Karangtalun, Sidamuli, Watuagung, dan Rawaheng.
Selain itu, kata dia, desa masuk kategori zona oranye terdiri atas Karangmangu, Gentawangi, Ledug, Pliken, dan Cikembulan.
"Ini yang saya minta anak-anaknya jangan masuk sekolah di lingkungan sekitar situ saja," katanya.
Bupati mengharapkan usai Lebaran tidak terjadi lonjakan kasus positif COVID-19 di Banyumas karena berdasarkan data, dari sekitar 3.000 orang yang nekat mudik ke sejumlah wilayah kabupaten itu, pihaknya melakukan tes antigen terhadap sekitar 2.000 pemudik dan hasilnya diketahui sebanyak 17 orang yang positif, sedangkan yang positif berdasarkan tes PCR sebanyak sembilan orang.
Terkait dengan kasus di Desa Gentawangi, dia mengakui jika pihaknya kecolongan karena salah satu pemudik yang positif COVID-19 baru dilakukan tes antigen setelah yang bersangkutan masuk rumah, sehingga anggota keluarga lainnya tertular dan saat ini telah melakukan isolasi mandiri.
"Kalau lainnya, dilakukan tes antigen sebelum masuk rumah, sehingga bisa tertangani," katanya.
Oleh karena itu, Bupati mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum Hari Kebangkitan Nasional sebagai tonggak untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca juga: Dinkes pastikan vaksin COVID-19 di Banyumas belum dekati kedaluarsa
Baca juga: Bupati: Separuh pasien COVID-19 di Banyumas dari luar daerah
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021