Jakarta (ANTARA News) - Laju pertumbuhan ekspor Indonesia pada 2011 diperkirakan turun atau diproyeksikan tumbuh 8,3 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan 2010 yang mencapai 12,2 persen.
Sedangkan, Menteri Pedagangan Mari Elka Pangestu dalam konferensi pers pemaparan Nota Keuangan dan RAPBN 2011 di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Senin malam, mengatakan untuk impor 2011 hanya tumbuh 9,3 persen atau turun dibandingkan perkiraan pencapaian 2010 sebesar 15 persen.
"Tahun depan, meski adanya pelambatan harusnya ekspor bisa lebih baik. Mungkin ada di kisaran 10-12 persen," ujarnya.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekspor 2010 ini diperkirakan akan melewati target Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) sebesar 10-14 persen, namun hingga semester I 2010, pertumbuhan ekspor sudah menembus 18 persen dari asumsi target 7-8,5 persen.
Menurut Mendag, pertumbuhan impor 2010 akan disumbang oleh banyaknya kegiatan investasi dan pembangunan infrastruktur.
"Dengan begitu, maka arus modal masuk akan banyak karena menganggap kondisi ekonomi sudah lebih baik," ujarnya.
Dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2011, pemerintah akan berupaya untuk meningkatkan ekspor melalui kebijakan perdagangan luar negeri yang diarahkan pada peningkatan daya saing produk ekspor nonmigas dan diversifikasi pasar.
Untuk itu, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah strategi meningkatkan ekspor nonmigas untuk sejumlah produk yang mempunyai nilai tambah lebih besar, berbasis sumber daya alam, serta permintaan pasarnya besar.
Upaya lain yaitu mendorong ekspor produk kreatif dan jasa terutama yang dihasilkan oleh UKM, mendorong upaya diversifikasi pasar tujuan ekspor, kemudian menitikberatkan upaya perluasan akses pasar, promosi, dan fasilitas ekspor nonmigas di kawasan Afrika dan Asia.
Selain itu mendorong pemanfaatan berbagai skema perdagangan dan kerjasama perdagangan internasional yang lebih menguntungkan kepentingan nasional. (S034/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010