Risalah tersebut berisi kata-kata yang tampaknya berusaha untuk memulai diskusi tentang pengurangan (stimulus) pada waktu yang lebih awal dari yang diperkirakan.

Tokyo (ANTARA) - Dolar rebound dari posisi terendah tiga bulan terhadap mata uang Eropa di perdagangan Asia pada Kamis pagi, setelah risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve mengungkapkan ada lebih banyak pembicaraan tentang pengurangan pembelian obligasi (tapering) mereka daripada yang diperkirakan investor.

Dalam risalah Fed, beberapa pembuat kebijakan mengatakan bahwa diskusi tentang pengurangan laju pembelian aset akan tepat "di beberapa titik" jika pemulihan ekonomi terus mendapatkan momentum.

Hal itu mengejutkan investor mengingat Ketua Fed Jerome Powell telah mengatakan tepat setelah pertemuan itu bulan lalu bahwa belum waktunya untuk mulai membahas perubahan kebijakan apa pun.

Baca juga: Dolar naik setelah risalah Fed buka pintu untuk pembicaraan "tapering"

“Risalah tersebut berisi kata-kata yang tampaknya berusaha untuk memulai diskusi tentang pengurangan (stimulus) pada waktu yang lebih awal dari yang diperkirakan,” kata Takafumi Yamawaki, kepala riset fixed income di JPMorgan.

"Jika data pekerjaan berikutnya yang akan dirilis pada 3 Juni kuat, pasar akan mulai bersiap untuk Fed membuat penyebutan spesifik tentang tapering pada pertemuan berikutnya pada Juni."

Euro merosot menjadi 1,2174 dolar AS dari level tertinggi tiga bulan di 1,2245 dolar AS pada Rabu (19/5/2021). Dolar menguat menjadi 109,21 yen dari level terendah satu minggu di 108,575 yen yang disentuh sehari sebelumnya. Pound Inggris tergelincir ke 1,4117 dolar AS dari atas 1,42 dolar AS awal pekan ini.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya bangkit kembali dari level terendah tiga bulan pada Rabu ke 90,209.

Baca juga: Wall Street melemah setelah risalah Fed dirilis dan kripto jatuh

Dolar telah menurun selama beberapa minggu terakhir ketika pejabat utama Fed telah berulang kali mengatakan mereka tidak siap untuk membahas pengurangan stimulus, menilai lonjakan inflasi akan bersifat sementara.

“Perlu dicatat bahwa risalah FOMC mendahului IHK terbaru dan angka penggajian/pendapatan, sehingga kekhawatiran minoritas di FOMC kemungkinan akan menjadi sedikit lebih akut sejak pertemuan April,” kata Tapas Strickland, direktur ekonomi dan pasar di RBA di Sydney.

Risalah Fed sedikit mengangkat imbal hasil obligasi AS, dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun di 1,671 persen, dibandingkan dengan sekitar 1,65 persen sebelum rilis risalah.

Baca juga: Bitcoin jatuh di bawah 40.000 dolar setelah pembatasan oleh China

Mata uang kripto tidak stabil setelah menderita salah satu kerugian terbesar mereka pada Rabu (19/5/2021) menyusul keputusan China untuk melarang lembaga keuangan dan pembayaran menyediakan layanan mata uang digital.

Bitcoin terakhir diperdagangkan turun 3,0 persen pada 35.654 dolar AS, telah jatuh ke level 30.066 dolar AS pada Rabu (19/5/2021), yang mewakili penurunan 54 persen dari rekor tertinggi lebih dari sebulan yang lalu.

Ether jatuh lebih dari 10 persen ke level 2.168 dolar AS setelah anjlok 22,8 persen pada Rabu (19/5/2021), penurunan harian terbesar sejak Maret 2020.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021