Yogyakarta (ANTARA News) - Malam tirakatan dalam rangka peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi kontemplasi atau perenungan spiritual, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.
"Kontemplasi dengan memusatkan kekuatan batin kita agar dapat menunaikan cita-cita Proklamasi 17 Agustus yang tertuang dalam Tri Sakti Jiwa," katanya pada malam tirakatan peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) 2010, di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, Tri Sakti Jiwa adalah berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya dengan istiqamah, konsisten, komitmen, dan berkelanjutan.
"Malam ini juga dianjurkan untuk mengenang jasa para syuhada dan `napak-laku` jejak sejarah yang ditinggalkannya, seraya mendoakan agar arwahnya memperoleh pahala sesuai amal baktinya, diampuni dosanya, dan diterima di sisi Allah SWT," katanya.
Ia mengatakan sebuah perenungan sesungguhnya adalah upaya mengakrabi lingkungan yang selalu berubah, memahami potensi diri seraya membuka peluang dan mendalami kelemahan sambil mengukur tantangan dan hambatan.
"Hal itu penting untuk menggerakkan reformasi gelombang kedua untuk memerangi kemiskinan, menegakkan demokrasi dan hukum yang berkeadilan," kata Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ia mengatakan setelah 65 tahun merdeka, rakyat berhak bertanya buat apa kemerdekaan itu jika sekarang bangsa ini selalu terancam oleh perseteruan, konflik, dan krisis kepercayaan antarwarga yang berkepanjangan.
Padahal, menurut dia, untuk merdeka berapa banyak rakyat yang telah menjadi korban dan prajurit yang telah gugur, tidak terhitung banyaknya harta dan nyawa yang telah diserahkan. Namun, yang belum diserahkan saat ini adalah bagaimana menghormati dan menghargai kemerdekaan itu sendiri.
"Dengan perenungan, mari kita jalani malam tirakatan dengan berpasrah diri ke haribaan-Nya agar bangsa ini tetap di jalan lurus-Nya, di rel yang benar, tetap dalam Tri Sakti Jiwa Proklamasi Kemerdekaan," katanya.
Malam tirakatan juga diisi oleh pentas tari Kidung Nirboyo yang dibawakan mahasiswi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan pembacaan puisi berjudul Bung Karno oleh siswi SD Marsudirini Yogyakarta Gracia Monica.
(U.B015/M008/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010