Kabul (ANTARA News) - Seorang pemimpin sel Al Qaida, yang mungkin telah melatih pembom-pembom bunuh diri, termasuk di antara dua gerilyawan yang tewas dalam serangan udara di Afghanistan utara pada akhir pekan lalu, kata pasukan pimpinan NATO, Senin.
Ketika gerakan pimpinan Osama bin Laden itu diyakini secara luas mendanai dan melatih gerilyawan Taliban di Afghanistan, penangkapan atau pembunuhan tokoh senior Al Qaida relatif luar biasa, demikian laporan Reuters.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengatakan, Abu Baqir, seorang wakil komandan Taliban dan pemimpin kelompok Al Qaida, tewas ketika sebuah pesawat aliansi itu menembak sebuah truk di provinsi Kunduz di Afghanistan utara.
ISAF menjelaskan, serangan udara itu diminta setelah gerilyawan menyerang sebuah pos polisi di distrik Aliabad.
Tim senjata udara melacak gerilyawan dari pos polisi itu dan, ketika mereka memutuskan tidak ada warga sipil di tempat tersebut, mereka menyerang truk itu, kata ISAF dalam satu pernyataan.
Serangan itu menewaskan dua gerilyawan termasuk Baqir, yang menurut laporan menampung empat pembom bunuh diri potensial bagi serangan-serangan yang akan datang di kota Kunduz, ujarnya.
Ketika dihubungi, ISAF di Kabul tidak memiliki perincian lagi yang tersedia dengan segera.
Kunduz, daerah yang dulu relatif damai, dengan pelan telah terseret ke dalam kekacauan dalam beberapa bulan belakangan ini saat Taliban menyebar keluar dari kubu pertahanan tradisional mereka di provinsi Kandahar dan Helmand di selatan.
Oktober lalu, penasehat keamanan Gedung Putih James Jones memperkirakan sedikit kurang dari 100 gerilyawan Al Qaida yang beroperasi di Afghanistan. Ia menyatakan masalah Afghanistan sekali lagi menjadi tempat perlindungan yang aman bagi Al Qaida merupakan "hipotetis".
Selain melatih dan mendanai Taliban di Afghanistan, Al Qaida juga terkait secara dekat dengan jaringan Haqqani, yang beroperasi sebagian besar di bagian timur negara itu.
Jaringan Haqqani telah melakukan beberapa serangan mencolok, termasuk upaya pembunuhan gagal terhadap Presiden Afghanistan Hamid Karzai pada 2008. Gerakan itu juga memiliki hubungan dekat dengan badan mata-mata Inter-Services Intelligence Pakistan.
(Uu.S008/M014/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010