"Kehadiran LPSK dimaksudkan untuk memberikan dukungan, baik moril maupun materiil kepada keluarga korban dan juga masyarakat lainnya di desa," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Setelah memberikan santunan kepada empat keluarga korban, LPSK bersama BNPT dan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah mengantarkan keluarga korban kembali ke desa.
Baca juga: Diduga membunuh 4 petani, polisi sebut kelompok MIT juga merampok
"Di desa tersebut kami bertemu dengan keluarga korban lainnya. LPSK memberikan dukungan moril dan materiil agar mereka bisa melanjutkan hidupnya secara normal," kata dia.
Kemudian, LPSK juga tengah mengupayakan rehabilitasi psikososial agar kehidupan masyarakat di desa tersebut kembali seperti semula terutama beraktivitas berladang tanpa rasa takut.
LPSK juga telah bertemu dengan Bupati Poso Verna Inkiriwang. Dalam pertemuan itu, Pemerintah setempat diminta agar dapat memfasilitasi pengadaan irigasi supaya sawah yang dimiliki warga dapat digarap sebagai alternatif bila korban masih khawatir untuk berladang.
Baca juga: Murni aksi teror, polisi imbau warga di Desa Kalimago tenang
Selain itu, LPSK juga sedang menjajaki kemungkinan berbagai program untuk kepentingan meringankan beban dari keluarga korban dan warga yang mengalami trauma akibat peristiwa serangan terorisme tersebut.
Edwin juga mengimbau para anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang menyesali perbuatannya kembali ke masyarakat dan segera menyerahkan diri kepada aparat keamanan.
"Mereka (anggota MIT yang mau menyerahkan diri) berpotensi menjadi justice collaborator atau saksi pelaku yang bekerja sama) dan dapat dilindungi LPSK sesuai ketentuan perundang-undangan," katanya.
Terakhir, bila anggota MIT merasa khawatir mendapatkan perlakuan kasar, LPSK bersedia menengahi proses penyerahan diri.
Baca juga: Polri sebut lokasi kelompok MIT Poso sudah terdeteksi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021