Jakarta (ANTARA News) - Penerimaan perpajakan terhadap produk domestik bruto (PDB) atau tax ratio pada 2011 akan mengalami kenaikan 0,1 poin persen dari 11,9 persen pada 2010 menjadi 12,0 persen pada 2011.
"Dalam RAPBN 2011, penerimaan perpajakan direncanakan mencapai Rp839,5 triliun atau menyumbang sekitar 77 persen dari total pendapatan negara dan hibah," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan Keterangan Pemerintah atas RAPBN 2011 Beserta Nota Keuangannya di hadapan Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Senin.
Menurut Presiden, jumlah itu berarti mengalami kenaikan sebesar Rp96,2 triliun atau sekitar 13 persen dari target penerimaan pajak tahun 2010.
Untuk memenuhi kebutuhan belanja negara, baik belanja pemerintah pusat maupun transfer ke daerah, maka sumber-sumber pendapatan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, dan hibah, harus ditingkatkan seoptimal mungkin agar dapat memperkuat kapasitas fiskal.
Menurut Kepala Negara, untuk mengamankan sasaran penerimaan perpajakan 2011, pemerintah terus melanjutkan langkah-langkah reformasi perpajakan.
"Kebijakan perpajakan terus kita sempurnakan, dengan melanjutkan reformasi peraturan dan perundang-undangan pajak. Kita lanjutkan langkah penggalian potensi pajak dan reformasi pengawasan pajak," katanya.
Saat ini pemerintah juga tengah melakukan langkah-langkah reformasi di bigang peradilan pajak. Pemerintah berupaya agar fungsi litigasi lembaga peradilan pajak, penyempurnaan mekanisme keberatan dan banding untuk meningkatkan pengawasan dan menghindari penyalahgunaan wewenang.
"Langkah itu juga kita sertai dengan pemberian sanksi yang berat bagi mereka yang melakukan penyelewengan termasuk bagi aparat perpajakan," katanya.
RAPBN 2011 terdiri dari pendapatan negara bukan hibah Rp1.086,4 triliun atau naik Rp94 triliun (9,5 persen) dari target APBN-P 2010 dan belanja negara direncanakan sebesar Rp1.202 triliun atau meningkat Rp76 triliun (6,7 persen) dari pagu APBN-P 2010.
Dengan demikian, RAPBN 2011 masih defisit Rp115,7 triliun atau 1,7 persen dari PDB.
Sedangkan, asumsi makro RAPBN 2011 adalah pertumbuhan ekonomi dipatok 6,3 persen, laju inflasi 5,3 persen, suku bunga SBI 3 bulan 6,5 persen, nilai tukar Rp9.300 per dolar AS, harga minyak 80 dolar AS per barel, dan lifting minyak 970.000 barel per hari.
(A039/A023/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010