Mamuju (ANTARA News) - Harga gula pasir yang dijual sejumlah pedagang di pasaran Kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, terus melonjak, naik dari harga Rp8.000 hingga mencapai Rp11,000 per Kg.

Dari pantauan ANTARA di Mamuju, Senin, sejumlah pedagang di pasar regional Mamuju terus menaikkan harga gulanya dari sekitar Rp8000 per Kg menjadi Rp10,000 per Kg sebelum bulan ramadhan, hingga menjadi Rp11,000 per Kg setelah masuknya bulan suci ramadhan.

Sejumlah pedagang di pasar regional Mamuju mengaku, menaikan harga gula pasir yang dijualnya karena distributor gula yang ada di Kota Makassar sebagai pemasok gula ke daerah Mamuju juga terus menaikkan harga gulanya sebelum hingga memasuki bulan suci ramadhan.

"Naiknya harga gula di Mamuju karena diakibatkan distributor gula di Makassar terus menaikkan harga gulanya," kata Amir penjual gula di pasar regional Mamuju.

Ia mengatakan, pedagang pengecer di Mamuju tidak punya pilihan lain selain harus ikut menaikkan harga gula yang dijualnya kalau tidak maka pedagang pengecer di Mamuju akan merugi.

"Kemungkin harga gula pasir dinaikkan distributor di Makassar karena permintaan gula di bulan ramadhan ini cukup tinggi,"katanya.

Sehingga para distributor di Makassar memanfaatkan kesempatan menaikkan harga jual gulanya untuk mencari keuntungan ditengah tingginya permintaan masyarakat.

Sementara itu naiknya harga gula di Mamuju memicu protes dari masyarakat khususnya para penjual kue yang mengais rezeki dibulan ramadhan dan meminta pemerintah segera menurunkan harga gula tersebut melalui operasi pasar.

"Naiknya harga gula sebagai bahan pokok untuk pembuatan kue kami, membuat keuntungan menjual kue semakin menipis karena kue di bulan puasa ini tidak mungkin harganya dinaikkan," kata Masita salah seorang ibu rumah tangga penjual kue.

Muliati seorang ibu rumah tanga berharap Pemerintah Kota Mamuju dan Pemerintah Provinsi Sulbar dapat mengendalikan harga gula tersebut agar menjadi normal dengan melakukan operasi pasar.

"Distributor atau pedagang, tidak boleh ada yang mempermainkan harga gula, karena masyarakat yang akan merasakan dampaknya," katanya. (MFH/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010