"Kita harus memperkuat SDM unggulnya, karena riset dan inovasi bagaimanapun juga komponen utamanya itu adalah SDM," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam Webinar "Ekosistem Inovasi Teknologi Penanganan COVID-19: Peta dan Upaya Penguatannya" di Jakarta, Rabu.
Baca juga: BPIP:BRIN lembaga "super body" integrasi litbangjirap K/L dan daerah
Baca juga: BRIN didorong jadi motor pengungkit ekosistem riset berstandar global
Handoko menuturkan untuk meningkatkan riset dan inovasi, input yang diperlukan ada tiga, yakni SDM unggul, infrastruktur dan anggaran.
SDM unggul memiliki proporsi yang lebih besar, yakni 70 persen, sementara infrastruktur bisa 15-20 persen, dan sisanya baru anggaran. Jadi, anggaran memiliki proporsi paling kecil sebagaimana menjadi praktik terbaik di berbagai negara di dunia.
"Tanpa anggaran, semua tidak bisa bergerak. Tetapi, sebagai komponen input, anggaran itu paling kecil, yang paling besar itu SDM unggul, dan sayangnya SDM unggul itu tidak bisa diciptakan dalam waktu yang singkat, itu memerlukan waktu, memerlukan generasi," ujar Handoko.
Karena penciptaan SDM unggul membutuhkan waktu dan proses, tidak boleh lengah untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM Indonesia, sehingga memiliki keunggulan di riset dan inovasi.
Dalam memperkuat pengembangan SDM, dukungan BRIN antara lain berupa dukungan dana untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi SDM dan mencari talenta-talenta baru, termasuk para diaspora yang masih ada di luar negeri.
Baca juga: Kolaborasi Kemendikbud-LPDP perkuat capai SDM unggul
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021