Tanjungpinang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutus staf khususnya membesuk Franky Sahilatua, penyanyi balada senior, yang dirawat di General Hospital Singapura.

Akuat Supriyanto, utusan Presiden RI, Minggu, mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap Franky yang menderita kanker tulang sumsum segera sembuh.

"Presiden memberi dukungan kepada Franky agar cepat sembuh, mengingat penyanyi kelahiran Surabaya itu kerap memberikan kritik positif yang menginspirasi pemerintah untuk lebih memahami dinamika publik," kata Akuat yang baru-baru ini menemui Franky dengan membawa surat dari Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana.

Akuat sempat berbincang lama dengan Franky yang terbaring di ruang perawatan. Franky telah menjalani operasi kecil pengambilan sampel tulang serta serangkaian pemeriksaan seperti bioskopi tulang dan endoskopi.

Penyakit yang diderita pelantun lagu "Perahu Retak" itu membuatnya harus menjalani kemoterapi rutin, mungkin hingga berbulan-bulan.

Franky yang merasa dirinya hanyalah sebagai musisi jalanan merasa kaget karena besarnya simpati masyarakat terhadap dirinya.

"Mungkin karena selama ini aku berusaha ikhlas, menerima berapapun yang diberikan orang yang mengundangku nyanyi, jadi mereka ingat sama aku," ujar Akuat Supriyanto yang menirukan ucapan Franky kepadanya.

Menurut Akuat, Franky mengucapkan terima kasih atas perhatian Presiden. Namun, Franky juga mengingatkan gagasan lamanya agar Presiden dapat menjadi "Bapak Kemakmuran Rakyat", bukan Bapak Pembangunan.

Pembangunan hanya sebuah titik tolak, tetapi kemakmuran adalah tujuan akhirnya. Pembangunan tanpa visi kemakmuran hanya akan berorientasi pada proyek.

"Franky minta paradigma ini dipegang oleh seluruh anggota kabinet," ungkap Akuat.

Franky mengaku menangis ketika menyaksikan perayaan Hari Nasional Singapura, 9 Agustus lalu, dari tempat tidurnya. Ia melihat wajah-wajah ceria rakyat Singapura, yang mengingatkannya akan mimpinya mengenai kemakmuran rakyat Indonesia.

"Suasana seperti inilah yang diinginkan Franky untuk Indonesia. Sebuah perayaan kemerdekaan dalam kondisi makmur," katanya.

Akuat mengemukakan, 16 Agustus 2010, atau sehari sebelum hari kemerdekaan
Indonesia, usia Franky genap 57 tahun.

Pemerintah memberi apresiasi atas perhatian Franky terhadap kemajuan bangsa. Pemerintah menyemangatinya agar cepat sembuh dengan membuat kejutan di hari ulang tahun pencipta lagu "Kemesraan" itu.

Selama perayaan 17 Agustus 2010 ini, Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan
Daerah dan Otonomi Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai, mengirimkan staf-stafnya ke seluruh wilayah yang berbatasan dengan negara lainnya untuk menyambut gagasan lama Franky tentang "Pancasila di Batas Negara".

Dalam pandangan Franky, perayaan hari kemerdekaan tidak hanya cukup dengan pengibaran bendera dan upacara. Tapi lebih dari itu, harus ada kekuatan budaya lokal (local cultural force) yang mengikutinya, sebagai ekspresi kegembiraan dari berbagai lokalitas di Indonesia atas pencapaian bangsa.

Menurut Akuat, Velix Wanggai merasa bahwa gagasan nasionalisme kebudayaan ala Franky itu sebenarnya seiring dengan pikiran Presiden SBY mengenai pembangunan inklusif. Karena itu, utusan-utusan Istana yang dikirim ke daerah pun ditugaskan untuk mencermati apakah pemerintah daerah memberikan prioritas yang cukup bagi pengembangan kebudayaan lokal.

"Pembangunan itu, selain harus menjangkau berbagai wilayah yang terpencil atau perbatasan, juga harus menyentuh berbagai aspek, termasuk kebudayaan. Model pembangunan merata seperti itulah yang lebih dekat dengan tujuan kemakmuran, seperti yang digagas Franky," kata Velix yang disampaikan Akuat melalui "press release".

Akuat ditugaskan menghadiri upacara 17 Agustus di Tanjungpinang karena salah satu
buah pemikiran dari Franky.
(ANT/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010