Surabaya (ANTARA News) - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menilai kenaikan harga beras selama beberapa pekan terakhir ini dipicu oleh peningkatan konsumsi masyarakat akan beras kelas premium.

"Awalnya, kenaikan harga beras hanya terjadi di kelas premium. Ini yang mengakibatkan harga beras kelas medium tertarik ke atas," katanya di sela-sela inspeksi mendadak bersama para menteri di Pasar Wonokromo, Surabaya, Sabtu.

Saat ini, harga beras kelas premium, seperti Mentik dan Bengawan, di Surabaya sekitar Rp7.800,00 perkilogram, sedangkan medium, seperti IR-64, sekitar Rp6.800,00.

Di Jawa Timur, tingkat konsumsi beras kelas premium mencapai 40 persen sehingga wajar harga beras terus bergerak naik.

Namun, Sutarto menjamin kenaikan itu tidak akan berlangsung lama. "Harusnya Agustus ini harga sudah normal, karena sebagian daerah sudah panen," katanya.

Selain itu, upaya untuk menormalkan harga beras juga dilakukan dengan mempercepat penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin).

"Penyaluran bulan Agustus ini sekaligus untuk dua bulan, yakni Agustus dan September karena waktunya berdekatan dengan Lebaran," katanya.

Bulan ini, Bulog sendiri telah menyiapkan raskin sebanyak 530 ribu ton untuk penyaluran Agustus-September 2010.

Senada dengan itu, Kepala Divre Perum Bulog Jatim Agusdien Farid menambahkan setiap bulan pihaknya menyalurkan 46 ribu ton raksin untuk 3,079 juta rumah tangga miskin.

"Karena ada kebijakan percepatan penyaluran raskin ini, maka kami nanti harus menyiapkan 92 ribu ton," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Subagyo, mengatakan kenaikan harga kebutuhan pokok saat ini sudah tidak seekstrim menjelang bulan puasa.

"Pada awal-awal puasa, harga masih naik-turun, akan tetapi tidak seekstrim menjelang bulan puasa," katanya.

Pada awal bulan puasa, tingkat konsumsi masyarakat naik sekitar 15 persen. Kenaikan akan terjadi lagi hingga mencapai 20-30 persen menjelang Lebaran.

Kenaikan tertinggi, sebut dia, adalah harga daging sapi, sedangkan cabai sudah mulai mengalami penurunan hingga level Rp20.000,00 perkilogram.
(M038/E011)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010