Mantan peringkat satu dunia asal Serbia Ivanovic, tampak bagus dan percaya diri, dengan mudah mengalahkan petenis kualifikasi asal Uzbekistan Akgul Amanmuradova 6-1 6-3 untuk mencapai semifinal keduanya tahun ini.
Pemain bukan unggulan Ivanovic, yang mencapai empat besar pada Italia Terbuka di Roma, memenangi 22 dari 24 servis poin pertamanya dan tampak tenang sepanjang pertandingan.
"Saya kira ini harus dilakukan dengan percaya diri. Anda tahu, ketika Anda merasa yakin bahwa Anda punya permainan dan Anda punya perlengkapan, Anda bisa menarik mundur itu.
"Saat ini, saya merasa jika pukulan `forehand` saya tidak berhasil, saya bisa menarik mundur yang lainnya; jika itu tidak berhasil saya bisa menarik mundur gerakan saya dan hanya berusaha untuk mendapat bola dan entah bagaimana mendapatkannya kembali," katanya.
Clijsters, yang sedang menyiapkan diri untuk mempertahankan mahkota AS Terbuka akhir bulan ini, dibuat pontang-panting oleh unggulan 11 asal Italia Flavia Pennetta sebelum meraih kemenangan 7-6 6-4.
Clijsters, yang mengakhiri masa pensiunnya dengan tampil pada turnamen yang sama tahun lalu, melakukan 39 kesalahan sendiri dan mengaku ia tidak dalam kondisi terbaiknya.
"Kesalahan itu terjadi karena saya masih tidak merasa bahwa segalanya berjalan secara natural, bahwa saya ingin ini berjalan. Saya sungguh berusaha bekerja meraih setiap poin," katanya.
Sharapova tidak terlalu khawatir mengenai kekalahannya dari petenis Prancis Marion Bartoli, ketika petenis Rusia itu menghasilkan servis game keras, memenangi 29 dari 30 servis poin pertamanya dan menghasilkan sembilan "ace" dalam kemenangan 6-1 6-4.
Tiga kali juara Grand Slam itu selanjutnya akan menghadapi semifinal yang berat setelah Pavlyuchenkova menampilkan sikap seorang veteran untuk mengalahkan petenis Belgia unggulan 12 Yanina Wickmayer 7-5 3-6 6-1.
Ia tertinggal 1-5 pada set pertama tetapi menyelamatkan tiga "set point" untuk bangkit, memenangi enam game beruntun.
Wickmayer, yang belakangan mengatakan ia merasa lemah pada kakinya dan kekeringan pada tengah hari yang panas, memanggil dokter ke tepi lapangan ketika ia tertinggal 5-6.
Awal yang hampir sama terjadi pada set kedua dengan Wickmayer memimpin 5-0 sebelum Pavlyuchenkova kembali berjuang meskipun petenis Belgia itu memaksakan digelarnya set penentuan.
Terdorong oleh semangat ketahanannya, petenis Rusia berusia 19 itu melaju pada set ketiga untuk meraih tempat di babak empat besar.
Petenis remaja itu tidak ragu dengan kemampuannya untuk bangkit melawan Wickmayer, meskipun tertiggal 1-5 pada set pembuka. "Saya kira saya selalu seperti itu sejak saya gadis kecil," katanya.
(F005/A008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010