Malang (ANTARA News) - Jumlah pemudik ke wilayah Kota Malang, Jawa Timur, dengan menggunakan angkutan umum diperkirakan turun sekitar satu persen dari tahun sebelumnya.
Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang M Yusuf, Sabtu, mengatakan, menurunnya jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum itu disebabkan semakin banyaknya warga yang memiliki kendaraan pribadi.
"Setiap bulannya jumlah kendaraan bermotor di daerah ini terus meningkat. Untuk kendaraan roda dua rata-rata mencapai 3.500/bulan dan mobil (roda empat) sekitar 500 unit/bulan," katanya.
Menurut dia, pemudik yang memiliki kendaraan pribadi cenderung memanfaatkan kendaraannya karena dinilai lebih fleksibel. Bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi, mereka juga tidak sedikit yang memilih kendaraan carteran.
Penurunan jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum terutama bus itu, katanya, tidak hanya terjadi pada penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP), namun juga berlaku bagi penumpang antar kota antarprovinsi (AKAP).
Selain itu, pemudik yang memanfaatkan jasa penerbangan maupun kereta api (KA) diperkirakan juga menurun.
Namun demikian, lanjutnya, meski ada kemungkinan jumlah pemudik dengan angkutan umum diprediksi menurun, pihaknya tetap akan menyiagakan (menambah) jumlah angkutan umum (bus) sebagai antisipasi.
Untuk bus AKAP disiapkan 50 unit reguler dan 10 unit cadangan dan AKDP sebanyak 1.327 reguler dan 140 kendaraan cadangan. Ketersediaan tempat duduk (seat) KA rata-rata mencapai 4.382 per hari dan pesawat 864 seat setiap hari.
Pada tahun 2009, pemudik (masuk Malang) yang tercatat di Dishub Kota Malang dengan menggunakan bus AKAP mencapai 23.851 penumpang dan yang keluar Malang tercatat sebanyak 26.763 penumpang.
Sedangkan pemudik yang keluar Malang dengan menggunakan bus AKDP mencapai 418.010 penumpang dan yang masuk Malang mencapai 429.089 penumpang.
"Walaupun prediksi kami jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum menurun, kami tetap mengantisipasi adanya lonjakan dengan menambah armada bus. Prediksi menurunnya jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum ini bisa berubah kalau masyarakat yang memiliki kendaraan ternyata lebih memilih angkutan umum," tegasnya. (E009/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010