Dumai (ANTARA News) - Dua kecamatan di Kota Dumai, Riau, Sabtu dinihari terendam banjir pasang keling atau yang disebabkan limpahan air pasang laut dengan ketinggian air yang mencapai lutut orang dewasa.

Pantauan ANTARA, selain menggenangi sejumlah ruas jalan di sekitar Kecamatan Dumai Timur dan Kecamatan Dumai Barat, banjir juga tampak merendam ratusan rumah yang ada di dua kecamatan itu.

Akibat banjir pasang keling tersebut, ketenangan warga yang sedang beristirahat malam jadi terganggu. Beberapa diantaranya tampak disibukkan dengan aktifitas mengungsi dan berbenah memindahkan barang-barang mereka ketempat yang lebih tinggi agar tidak terjangkau oleh air.

"Banjir-banjir, Kota Dumai memang nggak pernah lepas dari masalah satu ini," kata seorang warga Kelurahan Purnama, Kecamatan Dumai Barat, Rianto (44), yang ditemui tengah mengungsikan barang-barangnya.

Kendati mengeluhkan, Rianto menganggap banjir itu merupakan suatu kewajaran yang selalu terjadi 3 sampai 4 kali dalam setahun. Kewajaran itu dikajinya berdasarkan letak geografis Kota Dumai yang memang berada di bibir laut dan anak laut .

Selain Rianto, keluhan juga diungkapkan Farhan (33), warga Kelurahan Sidumulyo, Kecamatan Dumai Timur yang juga terlihat disibukkan dengan aktifitas memindahkan barang-barang miliknya ketempat yang lebih tinggi untuk menghindari jangkauan air.

"Kalau sudah banjir, semuanya kacau. Harusnya kami tidur nyenyak sambil menunggu sahur, jadi `betanggang` (lembur)," ungkapnya.

Menurut seorang warga Kecamatan Dumai Timur lainnya, Johanes (40), sebelum pasang keling dinihari itu, sebelumnya pada Jumat pagi (13/8) sekitar pukul 09.00 WIB banjir yang disebabkan pasang keling juga sudah melanda wilayah huniannya dan ratusan hunian warga lainnya yang ada di dua kecamatan serupa.

Banjir pagi itu, menurut Johanes, sempat melumpuhkan aktifitas lalulintas di sekitar jalan utama yang ada di Kecamatan Dumai Barat dan Timur disebabkan banjir yang menggenang dapat menjangkau knalpot sepeda motor.

"Pagi itu banyak motor yang mogok," terangnya.

Berdasarkan pengalamannya, Parulian (30) salah seorang warga Jalan Teduh, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Timur, mengatakan, banjir disebabkan air pasang keling memenuhi Sungai Dumai hingga menimbulkan luapan yang dahsyat.

"Kondisi itu diperburuk lagi dengan hujan tadi sore, sekitar jam 4 (pukul 16.00 WIB) yang bertahan cukup lama," terangnya.

Bahkan menurutnya, banjir tersebut juga menyeret sampah-sampah yang mengandung lumpur. Sehingga, terangnya, ketika surut kondisi rumah akan berbau amis.

"Banjir pagi itu cukup tinggi, sekitar 40 hingga 60 cm. Airnya masuk ke dalam rumah membawa sampah-sampah plastik dan sedikit berlumpur," katanya.

Kondisi ini, sebutnya, sangat mengganggu aktivitas warga sekitar. Apalagi kondisi saat ini, warga sedang menunaikan ibadah puasa.

"Bagaimana tidak repot, pagi-pagi usai sahur, kita sudah dihadapkan dengan banjir. Siangnya, ketika surut kita harus menguras sisa-sisa airnya. Dan rumah harus dipel, jika tidak akan berbau amis. Lalu tiba malam, belum lagi sahur, banjir kambali datang lagi," keluhnya.

Belajar dari pengalamannya, Sany (50), seorang pria warga tetangga Prulian, pada kesempatan sama menjelaskan, banjir ini akan melanda hingga tiga hari kedepan menjelang kondisi bulan penuh.

"Bulan penuh atau purnama, biasanya pasang keling tidak akan terjadi lagi dan warga dapat kembali beraktifitas secara normal," paparnya.

Sany mengharapkan, kendati pasang keling tidak dapat ditanggulangi, ia berharap pemerintah menaruh perhatian terhadap korban-korbannya dengan memberikan bantuan berupa sembako atau uang.

"Hal ini yang sangat jarang dilakukan pemerintah. Saya mengharapkan, kedepannya hal yang biasa terjadi ini harus mendapat perhatian serius, biar kami tidak dihantui ketakutan pasang keling setiap tahunnya," ucapnya. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010