Cilacap (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) memperkirakan perolehan laba bersih pada 2010 yang sebelumnya ditargetkan Rp25 triliun, hanya menjadi Rp14 triliun.

Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, saat kegiatan safari Ramadhan di Cilacap, Jumat, mengatakan, Pertamina menghadapi tantangan cukup sulit pada tahun ini.

"Setelah kami hitung-hitung kembali, target laba bersih tidak akan mencapai Rp25 triliun, tapi menjadi tidak lebih dari Rp14 triliun sampai akhir tahun 2010," katanya.

Menurut dia, tidak tercapainya target laba Rp25 triliun tersebut, di antaranya karena Pertamina mengalami kerugian dari pendistribusian bahan bakar minyak bersubsidi, selisih keuntungan antara produk dan harga minyak mentah yang tipis, dan ditambah kerugian elpiji 12 kg.

Pemerintah dan DPR hanya menetapkan besaran komponen biaya dan marjin pendistribusian BBM subsidi atau alpha sebesar lima persen.

Sementara, lanjutnya, harga elpiji 12 kg yang sebelumnya direncanakan mengalami kenaikan pada tahun 2010, belum bisa terealisasi.

Pertamina memperkirakan kerugian bisnis elpiji tahun 2010 mencapai sekitar Rp3 triliun.

Pada kesempatan itu, Karen meminta, seluruh karyawan mengantisipasi penurunan target laba tersebut dengan bekerja lebih efisien lagi.

Pertamina, lanjutnya, perlu mempercepat produksi minyak dan gas untuk menutupi kerugian di bagian hilir.

Karen juga mengungkapkan, kalau kinerja Pertamina masih seperti sekarang ini, maka membutuhkan waktu sampai tahun 2018 guna menyamai Petronas dengan produksi tahun ini yang mencapai 2,5 juta barel setara minyak.

"Kalau mau menyamai produksi Petronas yang sudah 2,5 juta barel, maka Pertamina butuh waktu sampai 2018," katanya.(*)

(T.K007/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010