Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Fayakun Andriadi menyatakan, langkah Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring memblokir situs porno, tepat dan perlu didukung semua pihak.
Menurut anggota Komisi I DPR RI itu, di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat, FPG menyadari bahwa situs porno adalah bagian dari asimetri wallfare, yang merusak sendi ideologi dan sosial budaya, secara langsung ke target generasi muda Bangsa Indonesia.
Ia mengumpamakan, dengan memasang pagar di halaman rumah masing-masing, tujuannya adalah untuk melindungi segenap isi rumah dari maksud jahat orang lewat di luar rumah.
"Maka, Republik Indonesia, sebagai negara kesatuan yang berdaulat, juga harus menegakkan kedaulatan di ranah cyber di wilayah RI," kata Fayakhun.
Konstitusi dan UU melarang pornografi dan pornoaksi, termasuk di dalam ranah cyber (internet) yang dapat diakses oleh seluruh komponen bangsa, melalui jasa penyedia layanan jaringan internet (ISP).
"Jadi saya mendukung langkah Menkominfo, tidak hanya selama bulan Ramadhan, namun saya minta agar berlaku selamanya," kata Fayakhun.
Menkominfo Tifatul Sembiring berharap 90 persen trafik pornografi yang diakses dari Indonesia bisa dikurangi sejak ISP diperintahkan memblokir, beberapa waktu lalu.
Menurut Tifatul, sekitar 4 juta situs porno dan untuk memblokir kesemuanya bukan hal yang mudah. Namun bagaimanapun, pihaknya akan bekerja semaksimal mungkin agar jumlah 4 juta tersebut bisa dikurangi.
Selain itu, upaya yang bisa dilakukan oleh Kemkominfo adalah mencontohkan bagaimana cara memblokir situs porno. Kemenkominfo juga akan mengundang ISP besar untuk mendemonstrasikan pemblokiran tersebut.
"Dulu saya berjanji sebelum Ramadhan akan menutup situs porno tapi `kan tak hanya berlaku pas Ramadhan saja. Dan akan kita blokir semua akan kita tutup selamanya," ujar Tifatul.
Bagi ISP yang tidak melakukan pemblokiran, kata Menteri, akan dikenakan sanksi yang keras.
Ketua DPR RI Marzuki Alie mengemukakan, jangan hanya 90 persen situs porno yang bisa diblok, tetapi harus 100 persen.
(ANT-134/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010