Jakarta (ANTARA News) - Mendiknas Mohammad Nuh di Gedung Kemdiknas RI di Jakarta, Jumat , meluncurkan Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) untuk tingkat TK/SD dan raudhatul atfal (RA) serta madrasah ibtidayah (MI).
Menurut Nuh, program PMT-AS itu diperuntukkan bagi siswa TK (RA) dan SD (MI) yang ada di daerah terpencil, pedalaman, dan perbatasan sebagai bagian dari program perbaikan asupan gizi peserta didik dan mengenalkan anak-anak dengan makanan yang sehat dan bergizi.
"Ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mencerdaskan anak didik kita," katanya.
Dijelaskan bahwa persyaratan makanan tambahan tersebut harus mengandung 10-20 persen kalori dari kebutuhan kalori dan protein siswa serta mengandung energi 300 kilokalori dan lima gram protein. Selain itu, makanan juga harus terjamin kesehatannya, dan cita rasanya disesuaikan dengan target penerimanya.
"Besarnya dana PMT-AS untuk tiap peserta didik per kali makan dengan kandungan kalori yang telah ditentukan termasuk ongkos masak sebesar Rp 2.250 untuk wilayah Indonesia barat dan Rp 2.600 untuk Indonesia timur,? katanya.
Mendiknas menambahkan, bahan makanan yang digunakan untuk PMT-AS adalah hasil atau produk lokal. Ini sebagai salah satu program yang tidak hanya ingin meningkatkan gizi anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal dengan memanfaatkan produk lokal.
"Total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 218 miliar berasal dari APBNP dengan kelompok sasaran siswa TK/SD sebanyak 1,2 juta dan jenjang RA/MI 185.000 murid," jelasnya.
Sementara itu Wamendiknas Fasli Jalal, mengatakan, Kemdiknas mendanai PMT-AS siswa TK/SD dan Kementerian Agama mendanai PMT-AS RA/MI. " Untuk dana selama satu semester ini, dari Kemdiknas sebesar Rp 218 miliar dan dari Kementerian Agama sebesar Rp 32 miliar".
Menurut Fasli, pelaksanaan PMT-AS akan menjadi tanggung jawab sekolah, guru UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Komite Sekolah, dan Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan di bawah pengawasan Tim Koordinasi PMT-AS Kecamatan.
"Nanti uangnya langsung dikirim ke rekening sekolah karena nanti sekolah yang akan merencanakannya," katanya.(*)
(ANT-190/S005/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010