"Untuk semester pertama (Januari-Juni) sudah tercatat Rp28,5 triliun akibat gaung Piala Dunia," kata Ketua PPPI Pengurus Daerah (Pengda) Jawa Timur (Jatim), Mufid Wahyudi, di Surabaya, Jumat.
Menjelang berbicara dalam NMS (national marketing seminar) di Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, ia mengatakan, belanja iklan untuk semester kedua (Juli-Desember) diprediksi akan didongkrak lebaran dan Tahun Baru.
"Konstribusi terbesar masih tetap berasal dari perusahaan telekomunikasi, kemudian disusul kalangan perbankan dan beberapa perusahaan consumer goods," katanya.
Secara kuantitas, katanya, 60 persen belanja iklan menyebar ke televisi dan sisanya yang 30 persen menyebar ke media cetak dan radio.
Namun, katanya, digital media yang berkembang pesat akhir-akhir ini akan menjadi ancaman bagi media konvensional (koran, televisi, dan radio), terutama jejaring sosial seperti facebook dan twitter.
Tentang kontribusi Jatim dalam belanja iklan 2010, ia mengaku Jatim memberi konstribusi sebesar 30 persen terhadap belanja iklan nasional.
"Itu karena peran bidang marketing yang sangat penting untuk mengomunikasikan produk kepada masyarakat," katanya, didampingi Dekan FE UKP, Diah Dharmayanti SE MSi CPM.
Oleh karena itu, ia memberi apresiasi kepada Fakultas Ekonomi (FE) UKP yang membuka kelas "Cretified Professional in Brand Communication" (CPBC) untuk mencetak praktisi periklanan yang andal.
Data PPPI mencatat belanja iklan secara nasional terus mengalami peningkatan. Pada 2007 mencapai Rp35,1 triliun, tahun 2008 mencapai Rp41 triliun, tahun 2009 mencapai Rp48,5 triliun, dan semester pertama 2010 mencapai Rp28,5 triliun atau 58 persen dari total belanja tahun 2009.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010