"Kami melihat bukti bahwa PLN di tingkat distribusi sudah melakukan simulasi," kata Darwin di sela-sela acara peninjauan terhadap sejumlah UKM dan IKM di kawasan Kemandoran, Jakarta Selatan, Jumat.
Menteri ESDM mengemukakan, berbagai pedagang yang ditemuinya seperti di sejumlah toko minimarket serta sejumlah industri garmen mengaku telah melakukan simulasi penyesuaian TDL untuk mengetahui mengenai tarif yang akan dibebankan setelah adanya kenaikan TDL.
Namun, lanjutnya, terdapat pula mereka yang masih belum memahami antara lain tentang konsep batas maksimum kenaikan.
Ia juga menuturkan, adanya simulasi terkait penyesuaian TDL terhadap pelaku usaha merupakan hal yang dinilai penting karena juga berarti sebagai simbol transparansi yang dilakukan oleh pihak pemerintah.
Darwin memaparkan, untuk pelaku bisnis IKM dan UKM biasanya menggunakan golongan tarif B2 antara lain karena luasnya rentang daya yang bisa dipilih dalam golongan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM meninjau tempat usaha antara lain minimarket Alfamidi (gol tarif B2, daya 53 ribu VA), industri garmen PT Panen Mas Agung (gol tarif B2, daya 33 ribu VA), warung masakan Padang (gol tarif B1, daya 1.300 VA), dan toko vermak Levis (gol tarif B1, daya 1.300 VA).
Pengelola toko Alfamidi yang ditinjau, Daryanto, mengakui telah dilakukan simulasi terkait dengan penyesuaian TDL.
"Namun untuk naik atau tidaknya tarif listrik, saya belum tahu karena belum melihat tagihan," kata Daryanto.
Sebelumnya, Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun dalam diskusi pada 12 Juli mengemukakan, kalangan pengusaha diminta untuk memahami cara penghitungan tarif dasar listrik (TDL) yang baru.
Menurut Benny, dalam perhitungan TDL 2010, PLN tidak lagi mengenakan unsur biaya beban untuk pelanggan besar, kecuali untuk pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA yang tidak mengalami kenaikan TDL.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010