Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi sulit mencapai level Rp9.000 per dolar, meski sepanjang pekan ini cenderung melemah, karena pelaku masih tetap melepas mata uang Indoesia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah 27 poin menjadi Rp8.992-Rp9.012 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.965-Rp8.975.

Analis pasar uang, Irfan Kurniawan di Jakarta, mengatakan, rupiah meski terus terpuruk tidak mudah menuju ke level Rp9.000 per dolar, meski pemerintah menyatakan nilai tukar rupiah sudah overvalued.

Hal ini disebabkan sebagian pelaku pasar masih tetap merasa nyaman apabila rupiah berada dibawah angka Rp9.000 per dolar, ucapnya.

Irfan Kurniawan mengatakan, rupiah sepanjang pekan lalu memang tertekan pasar akibat menguatnya dolar selama empat hari berturut, karena pelaku pasar asing merasa lebih aman dan nyaman menempatkan dana di mata uang asing itu.

"Kami optimis rupiah masih terpuruk, namun dalam perjalanan menuju level Rp9.000 per dolar, rupiah suatu saat menguat sehingga menghambat ke level tersebut," ucapnya.

Menko bidang Perekonomian, Hatta Rajasa sebelumnya menyatakan, penguatan rupiah itu mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia agak melambat.

Karena itu pemerintah akan berembuk dengan Bank Indonesia (BI) agar rupiah kembali berada di atas angka Rp9.000 per dolar, kata menteri.

Akibat pernyataan itu, menurut dia pelaku pasar lebih aktif melepas rupiah ketimbang membeli, meski bursa Wall Street membaik, karena ingin merealisasikan keuntungan.

"Kami optimis rupiah akan berada di level Rp9.000 per dolar dalam pekan-pekan mendatang," ucapnya.
 (ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010