Jakarta (ANTARA News) - Satu stasiun televisi Jerman menyiarkan awal dan akhir masa puasa selama bulan suci Ramadan yang dimulai Rabu itu.

Pengelola stasiun televisi itu mengaku ingin mempromosikan integrasi dan membuat para pemirsa non Muslim peka terhadap soal itu.

Di tengah debat tak berkesudahan mengenai integrasi di Jerman, para politisi dan pengamat berungkali menyeru imigran yang kebanyakan muslim untuk lebih mengadopsi tradisi Jerman.

Kini, ditandai oleh contoh ganjil yang ditempuh sebuah lembaga swasta Jerman dalam merangkul komunitas muslim, satu stasiun televisi swasta yang berbasis di Munich mengenalkan pemirsanya masa puasa selama Ramadan.

Stasisun televisi RTL2 akan menyampaikan informasi mengenai awal dan akhir masa puasa setiap hari. Pengumuman waktu puasa (imsakiyah ramadan) ditempatkan di sudut kanan atas layar televisi.

"Orang boleh berteori banyak soal integrasi, namun kami hanya ingin menyampaikan sinyal tegas sekali ini saja," kata Carsten Molis, kepala pemasaran stasiun TV itu.

"Dengan cara yang sama, kami menayangkan siaran Paskah dan Natal setiap tahun, kami ingin menghormati pemirsa muslim kami selama Ramadan."

Dia mengatakan, stasiun televisi ingin menggugah kepekaan pemirsa non muslimnya terhadap masalah yang praktisnya tidak pernah ada dalam tayaangan televisi Jerman.

"Banyak dari empat juta penduduk Muslim di seluruh Jerman yang menonton tayangan-tayangan RTL2," kata Molis.


Pengakuan keragaman

Dewan Muslim Pusta di Jerman menyambut ide tersebut. "Dengan cara ini, RTL2 harus membuktikan tanggung jawab sosialnya, satu hal yang kita sambut dengan tangan terbuka," demikian komentar sekretaris jenderal lembaga itu, Aiman Mazyek.

Prakrsa-prakarsa seperti ini menjadi contoh baik, termasuk untuk lembaga penyiaran besar lainnya.

Perwakilan kaum Kristen Jerman juga mendukung prakarsa tersebut.

Reinhard Mawick, juru bicara Gereja Protestan Jerman, mengatakan memang patut dipuji jika lembaga penyiaran mengakui keberagaman kehidupan agama di Jerman.  Itu semua ditayangkan dalam program mereka.

Meurut satu survey pada 2009, Jerman mempunyai penduduk muslim antara 3,8 juta sampai 4,3 juta orang atau 5 persen dari total penduduk Jerman sebanyak 92 juta jiwa.

Hampir dua pertiga kaum msulim Jerman ini adalah keturunan Turki, sementara kurang dari setengah yang tinggal di kantong muslim di Jerman memiliki paspor Jerman.(*)

Sumber: Der Spiegel/Yudha/Jafar

Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010