Jakarta (ANTARA) - Dua perahu karet disiagakan untuk mengantisipasi apabila warga yang ingin dievakuasi setelah banjir merendam enam RT di Kampung Baru, Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, akibat luapan air Kali Pesanggrahan.
"Tim kelurahan, RT dan RW memantau kondisi lingkungan dan warga. Perahu karet siap siaga dua unit," kata Wakil Camat Kebayoran Lama di Jakarta Selatan, Senin.
Dia menjelaskan belum ada warga yang dievakuasi ke pengungsian karena dalam kondisi terkendali dan belum ada warga mengajukan bantuan logistik.
Sidik menjelaskan, ketinggian banjir sebelumnya mencapai sekitar 90 cm dan hingga Senin sore sekitar pukul 15.00 WIB sudah menurun mencapai 70 cm.
Kepala Seksi Kesra Kelurahan Pondok Pinang, Admiral menambahkan, pihaknya juga menyiapkan perahu karet lain yang ditempatkan di kantor kelurahan yang siap dikerahkan.
Pihaknya saat ini melakukan pemantauan berkeliling ke enam RT terdampak untuk mengamati perkembangan terkini banjir yang disebabkan luapan Kali Pesanggrahan.
Baca juga: Banjir rendam enam RT di Kampung Baru, Jakarta Selatan
Baca juga: Permukiman warga di Kebon Pala terendam banjir hingga dua meter
Meski begitu, belum ada warga yang diungsikan. "Sudah berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Sosial kalau ada pengungsi. Kami ada penanganan segera untuk pengungsi. Kami akan terus pantau, mudah-mudahan sore ini surut airnya," katanya.
Banjir merendam enam RT, yakni RT 10, 13,14,15,16,17 di Kampung Baru, Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama.
Banjir itu terjadi akibat air Kali Pesanggrahan yang meluap dan diperkirakan kiriman dari hulu di Bogor yang mulai terjadi sekitar pukul 03.00 WIB.
Sekitar 214 kepala keluarga (KK) terdampak banjir dengan variasi ketinggian air mencapai kisaran 25 hingga 70 sentimeter (cm).
Ketinggian air paling tinggi berada di RT 16 mencapai 70 cm. Seorang warga Devi yang tinggal di Jl Kampung Baru Blok C mengatakan ketinggian air diperkirakan lebih dari 60 cm.
"Air masuk sampai kamar dan dapur. Sebelumnya tidak ada hujan, sepertinya ini kiriman dari Bogor," kata Devi.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021