Jakarta (ANTARA news) - Ketua Dewan Direktur Center for Information and Development Studies (Cides), Ricky Rachmadi, mengusulkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa menghasilkan sesuatu yang dapat dijadikan legasi atau karya-karya besar untuk ditinggalkan agar dikenang sepanjang masa.
"Misalnya, sebagai Bapak Kesejahteraan karena berbagai programnya yang pro-peningkatan kesejahteraan rakyat, diantaranya pemberian dana bantuan langsung tunai (BLT), skim investasi untuk rakyat kecil seperti PNPM dan KUR, dan seterusnya," katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.
Ricky Rachmadi juga mengatakan, hasil pertemuan Bogor pekan lalu (yang antara lain melibatkan para menteri dan gubernur se-Indonesia), seyogianya harus bisa dijadikan momentun menghasilkan langkah konkret dan legasi.
"Terutama, legasi yang berkaitan dengan usaha-usaha peningkatan kesejahteraan rakyat yang bisa ditinggal kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono nanti yang terus dapat dikenang sepanjang masa sebagi puncak prestasi," katanya lagi.
Apalagi, menurut dia, Presiden Yudhoyono sudah memasuki periode kedua-nya, dengan nilai 60 persen dukungan rakyat.
"Hal tersebut menurut saya didasarkan pada puncak prestasi kepemimpinan Presiden Indonesia yang lalu, makanya sekaranglah kesempatan beliau mencetak sebuah `legasi` atau puncak prestasi yang bakal terus dikenal rakyat Indonesia ke depan," ujarnya.
Ricky Rachmadi mencontohkan prestasi spektakuler Presiden Pertama Republik Indonesia yang hingga kini dan sampai kapan pun terus dikenang sebagai Bapak Kemerdekaan, Penggali Ideologi Negara Pancasila, Bapak Pemersatu Bangsa.
"Juga ada yang baik dari Pak Harto sebagai Bapak Pembangunan. Begitu pula walaupun pendek usia kekuasaan Pak Habibie dapat dikenang sebagai Bapak Reformasi yang memberikan Kebebasan Pers," ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, bila sampai akhir jabatannya nanti, tidak ada yang bisa ditinggalkan sebagai legasi, maka patut disayangkan.
"Nanti apa legasi Presiden SBY. Padahal, kan beliau tidak kalah populer ketimbang para pendahulunya di masa masing-masing," ujarnya.
Ricky Rachmadi yang juga Wakil Sekjen DPP Partai Golkar lalu mengusulkan, agar legasi Presiden SBY dalam kepemimpinannya bisa diarahkan kepada dua hal.
"Saya menilai, ada dua kekuatan yang harus dipilih sebagai kekuatan arus utama. yaitu, Demokrasi atau Kesejahteraan," katanya.
Dengan begitu, menurutnya, di akhir masa jabatannya yang tinggal kurang lebih sembilan semester lagi, Presiden SBY bisa dikenang sebagai Bapak Demokrasi, atau Bapak Kesejahteraan.
"Proses pematangan sudah mesti dimulai dari sekarang, dengan mengambil momentum `Pertemuan Bogor`. Kan banyak yang masih bisa dikerjakan, terutama berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat (Kesra) sehingga beliau cocok dikenang sebagai Bapak Kesejahteraan. Atau, bisa pula melakukan berbagai manuver strategis dalam peningkatan demokratisasi termasuk reformasi birokrasi, sehingga beliau dapat dikenang pula sebagai Bapak Demokrasi," demikian Ricky Rachmadi.
(M036/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010