Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi turun tajam menembus level Rp9.000 per dolar, karena pelaku pasar terus melepas rupiah, karena dinilai sudah over value.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar merosot 40 poin menjadi Rp9.008-Rp9.018 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.968-Rp8.978.

Dirut sebuah perusahaan bidang keuangan, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, merosotnya rupiah dalam beberapa hari terakhir memang untuk menekan mata uang Indonesia kembali kelevel Rp9.000 per dolar.

Karena nilai tukar yang terlalu kuat akan mengurangi pendapatan pemerintah dari ekspor, ujarnya.

Menurut dia, pemerintah tidak menginginkan pendapatan dari ekspornya berkurang, meski kenaikan rupiah itu menunjukkan fundamental ekonomi makro Indonesia makin baik.

Karena itu Bank Indonesia (BI) diharapkan dapat membawa rupiah kembali di atas level Rp9.000 per dolar, ucapnya.

BI, lanjut dia memiliki peran yang besar terhadap pergerakan rupiah. Kenaikan rupiah akhir-akhir ini sebenarnya sudah diketahui namun melihat dorongan yang cukup kuat maka BI membiarkan untuk sementara berada dibawah Rp9.000 per dolar.

"Kami memperkirakan posisi rupiah di atas level Rp9.000 per dolar merupkan posisi yang ideal bagi semua pihak baik eksportir maupun importir," katanya.

Meski demikian, menurut dia peluang rupiah untuk naik kembali masih cukup besar, karena pelaku asing masih ingin bermain di pasar domestik.

Pelaku asing menilai pasar Indonesia masih berpotensi memberikan keuntungan lebih besar ketimbang pasar lainnya, katanya.

Kenaikan rupiah kemungkinan masih berlanjut namun dalam kisaran yang sempit, karena BI akan menjaga agar mata uang itu tidak terus tertekan.

"Kami memperkirakan rupiah akan berada dalam kisaran Rp9.000 sampai Rp9.025 per dolar, "ucapnya.
(h.CS/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010