Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi memperkirakan Indonesia akan merasakan dampak kenaikan harga gandum dunia sekitar tiga hingga empat bulan yang akan datang.

"Dalam jangka menengah ada hal yang perlu diperhatikan yang mungkin akan kita rasakan akhir tahun dan awal tahun nanti," kata Bayu di Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan, gelombang panas yang melanda Rusia menyebabkan eksportir terbesar gandum dunia itu menghentikan ekspor gandumnya.

"Langkah ini sudah diikuti oleh negara-negara Eropa yang menahan gandumnya sehingga harga gandum dunia mengalami kenaikan besar," kata Bayu.

Menurut Bayu, kenaikan harga gandum akan mengatrol kenaikan harga-harga komoditas lain terutama kedelai, jagung, dan minyak sawit mentah (CPO).

"Kalau harga gandum naik maka orang akan beralih ke yang lain sehingga harga lain juga naik," jelasnya.

Ia menyebutkan, jika harga kedelai dan jagung naik maka harga pakan ternak juga akan naik dan akhirnya harga produk ternak juga naik.

"Dampaknya akan terasa tiga sampai empat bulan yang akan datang. Ini yang jadi perhatian kita," tegasnya.

Ketika ditanya apakah dampaknya akan sedahsyat tahun 2007-2008, Bayu berharap tidak akan sebesar ketika harga kedelai pada saat itu menjadi sangat mahal.

"Mudah-mudahan tidak, dunia juga mengantisipasi karena gandum kan makanan utama mereka," katanya.

Ia menyebutkan, dari sisi dalam negeri, pemerintah sudah menyiapkan langkah antisipasi yang lebih cepat dan baik.

"Kalau tahun 2008, kita baru bersiap pada September 2007, saat ini kita menyiapkan lebih awal," kata Bayu. (A039/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010