Kabid Pencegahan Penyakit Menular (P2M0 Dinas Kesehatan Tabalong, H Maksum, Rabu, menyebutkan kasus ISPA tersebar hampir di seluruh Puskesmas di Tabalong.
"Penyebaran kasus ISPA hampir merata di tiap puskesmas dan jumlah penderita hingga Juni 2010 sudah mencapai 8.153 orang," jelas Maksum di Tanjung.
Ia pun mengakui kalau tingginya kasus ISPA di Tabalong terkait dengan aktivitas penambangan dan angkutan batubara yang melintasi puluhan desa dan sejumlah kecamatan.
Namun Dinas Kesehatan belum melakukan pendataan secara khusus terhadap warga yang tinggal di sekitar jalur angkutan barubara milik PT Adaro, kalau pun ada warga yang terkena ISPA kemungkinan kecil melaporkannya ke puskesmas terdekat.
"Memang banyak kendala untuk bisa mendata penyebaran ISPA di daerah yang dekat kegiatan penambangan atau jalan angkutan batubara karena tidak semua warga mau memeriksakan diri ke puskesmas atau polindes terdekat," jelas Maksum.
Selain ISPA, kasus pneumoni pada balita juga cukup banyak yakni mencapai 119 kasus yang ditemukan di sejumlah kecamatan.
Yang pasti baik ISPA maupun pneumoni biasanya dipengaruhi keadaan gizi dan lingkungan sekitarnya karena itu masyarakat selalu dihimbau untuk mencukupi kebutuhan gizi anak atau balita dengan baik serta menjaga kondisi lingkungan tetap bersih dan sehat.
Seperti diungkapkan Khairuddin SKM, Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes Tabalong, kebanyakan kasus ISPA terjadi pada warga yang kondisi lingkungannya memang kurang sehat.
"Keadaan lingkungan memang punya pengaruh besar terhadap penyebaran ISPA, salah satunya mereka yang tinggal di jalur angkutan batubara yang hampir setiap hari harus menghirup debu dan pasir berpeluang besar terkena ISPA," ujar Khairuddin. (ANT193/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010