Sangata (ANTARA News) -Tinggi gelombang laut di selatan Selat Makassar terus meningkat akibat hembusan angin pasat timur yang melanda sebagian besar wilayah selatan dan tenggara Indonesia.
"Kondisi juga ternyata berpengaruh besar pada nasib nelayan di Kutai Timur," kata Kepala Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Temindung, Kalimantan Timur, Raden Ishak, Rabu.
Raden Ishak, saat dikonfirmasi ANTARA, mengatakan, tinggi gelombang laut dipengaruhi oleh pola hembusan angin pasat timur yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia.
"Dimana sepanjang pantai dan laut Kutai Timur, yang berada persis di wilayah Timur Selat Makasar juga terkena imbasnya," katanya.
Data BMKG menyebutkan, kecepatan angin di laut saat ini rata-rata meningkat hingga 40 knot. Meski tergolong kencang kondisi ini masih fase awal angin pasak timur," jelas Ishak.
Ia mengingatkan, tinggi gelombang laut saat ini, hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu sehingga mempengaruhi kondisi nelayan-nelayan tradisional untuk melaut.
"BMKG Kaltim memprakirakan, puncak ketinggian gelombang laut di selatan selat Makassar bisa mencapai 1,5 - 2,5 meter pada Agustus ini. Bahkan tinggi gelombang bisa saja mencapai empat meter lebih," tegasnya.
Puncak gelombang akan berlangsung hingga pertengahan Agustus 2010. Potensinya memang cukup besar, ucapnya.
Dia menambahkan, hembusan angin saat ini tidak dipengaruhi peralihan ke musim kemarau hanya menimbulkan lebih banyak awan hujan karena tingginya kelembaban udara di beberapa wilayah tertentu termasuk di Kalimantan Timur.
"Untuk itu pihaknya mengingatkan agar nelayan-nelayan tradisional, diharapkan lebih berhati-hati saat melaut. Atau lebih baik istrahat dulu lah," katanya
Dari pantauan ANTARA, Rabu, puluhan kapal milik nelayan Sangata masih berlabuh di pelabuhan Kenyamukan dan di sepanjang jalan Pendidikan.
"Kami belum berani melaut karena tinggi gelombang masih menakutkan nelayan," kata Tjambang nelayan Sangata. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010